Analisis Teknikal

'Bensin' Masih Tersisa, IHSG Bakal Lanjut Ngegas di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
06 July 2021 13:08
banteng bei
Foto: detik.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan apresiasi 0,51% ke level 6.036,32 pada perdagangan sesi pertama Selasa (6/7/21).

Data perdagangan mencatat, nilai transaksi hari ini sebesar Rp 7,5 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 23 miliar di pasar reguler.

Dari dalam negeri, setelah pemerintah memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi bisa melambat jika penyebaran Covid-19 belum bisa diredam bulan ini, pelaku pasar akan lebih berhati-hati. Maklum saja, kasus Covid-19 kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Pada Senin (5/7/2021), Kementerian Kesehatan mencatat penambahan kasus Covid-19 sebanyak 29.745 dan menyentuh rekor tertinggi. Dengan begitu total kasus Covid-19 di tanah air mencapai 2.313.829 orang.

Dari total kasus tersebut, kasus aktif kini lebih dari 300 ribu orang, tepatnya 309.999 orang, yang juga merupakan rekor terbanyak.

Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia mulai terjadi sejak pertengahan Juni lalu, tetapi baik IHSG, rupiah hingga SBN masih mampu bertahan dari tekanan. Tetapi kini, pelaku pasar layak waspada, penambahan kasus nyaris tembus 30.000 per hari, dan belum menunjukkan tanda-tanda melandai.

Sektor riil sudah terlebih dahulu terpukul. Pada pekan lalu IHS Markit melaporkan kabar kurang bagus. Aktivitas manufaktur yang diukur denganPurchasing Managers' Index(PMI) pada Juni 2021 dilaporkan 53,5.

Meski masih menunjukkan ekspansi (angka indeks di atas 50), tetapi menunjukkan pelambatan dari sebelumnya sebesar 55,3 di mana kala itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.

Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 50 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular