Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini hanya naik tipis-tipis saja, jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Pekan lalu, IHSG naik tipis 0,01% secara point-to-point. Pada perdagangan Jumat (2/7/2021) akhir pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,28% ke level 6.023,01. Pada perdagangan Senin (28/6/2021) awal pekan lalu, IHSG sempat ambruk 1,38% ke level 5.939,47.
Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 57,2 triliun dan investor melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 732 miliar sepanjang pekan lalu.
Dari data kapitalisasi pasar (market cap) pada akhir pekan lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total 10 besar saham berkapitalisasi terbesar (big cap) kembali turun menjadi Rp 2.856 triliun, dari pekan sebelumnya sebesar Rp 2.888 triliun.
Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)
No. | Emiten | 2 Juli 2021 | No. | Emiten | 25 Juni 2021 | No. | Emiten | 18 Juni 2021 |
1. | Bank Central Asia/BBCA | 744 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 755 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 772 |
2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 487 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 487 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 477 |
3. | Telkom/TLKM | 304 | 3. | Telkom/TLKM | 322 | 3. | Telkom/TLKM | 332 |
4. | Bank Mandiri/BMRI | 275 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 273 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 286 |
5. | Astra/ASII | 202 | 5. | Astra/ASII | 199 | 5. | Astra/ASII | 214 |
6. | Unilever/UNVR | 196 | 6. | Unilever/UNVR | 191 | 6. | Bank Jago/ARTO | 193 |
7. | Bank Jago/ARTO | 181 | 7. | Bank Jago/ARTO | 186 | 7. | Unilever/UNVR | 187 |
8. | Chandra Asri/TPIA | 174 | 8. | Chandra Asri/TPIA | 179 | 8. | Chandra Asri/TPIA | 169 |
9. | Emtek/EMTK | 152 | 9. | Emtek/EMTK | 155 | 9. | Emtek/EMTK | 142 |
10. | DCI Indonesia/DCII | 141 | 10. | DCI Indonesia/DCII | 141 | 10. | DCI Indonesia/DCII | 141 |
Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (2/7/2021)
Berdasarkan data di atas, secara mayoritas pergerakan big cap pada akhir pekan lalu mengalami pelemahan. Hanya tiga saham yang market cap-nya naik dan dua saham yang market cap-nya stagnan.
Market cap saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada akhir pekan lalu mencapai Rp 744 triliun, turun sebesar Rp 11 triliun dari pekan sebelumnya yang sebesar Rp 755 triliun.
Sedangkan market cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada akhir pekan lalu tak berubah sedikitpun dari pekan sebelumnya, yakni masih sebesar Rp 487 triliun.
Sementara untuk market cap saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi penurunan yang terbesar pada akhir pekan lalu, yakni turun Rp 18 triliun menjadi Rp 304 triliun
AdapunĀ untuk market cap dari saham teknologi, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) masih bertengger di posisi ke-10, dengan market cap-nya sebesar Rp 141 triliun. Masih bertenggernya saham DCII di posisi ke-10 karena BEI belum membuka suspensi saham DCII, sehingga pergerakannya masih sama seperti pekan-pekan sebelumnya.
Sepanjang pekan lalu, pasar finansial dipengaruhi isu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat yang akan diterapkan pemerintah akibat lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19).
Isu tersebut akhirnya terjawab pada Kamis (1/7/2021) yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Setelah dapatkan banyak masukan, menteri, ahli kesehatan dan kepala darah saya memutuskan untuk memberlakukan PPKM darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 khusus untuk Jawa Bali," kata Jokowi melalui youtube Sekretariat Presiden, Kamis (1/7/2021).
Poin-poin pengetatan pun sama dengan kabar yang bereda sebelumnya. Meski diketatkan, setidaknya pelaku pasar bisa sedikit lega sebab tidak diterapkannya karantina wilayah atau lockdown, walaupun pusat perbelanjaan, mal, dan pusat perdagangan ditutup.
Di awal PPKM Mikro Darurat, penambahan kasus Covid-19 "meledak" lagi dan mencetak rekor tertiinggi sepanjang pandemi.
Dalam 2 hari terakhir, penambahan kasus per harinya lebih dari 27.000 orang. Kemarin, jumlah kasus Covid-19 dilaporkan bertambah sebanyak 27.233 orang, sedikit turun dibandingkan Sabtu lalu yakni 27.913 orang yang merupakan rekor penambahan kasus per hari.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah kasus aktif yang terus menanjak, hingga saat ini sebanyak 295.228 kasus yang merupakan rekor tertinggi.
Lonjakan kasus tersebut membuat pemerintah menetapkan PPKM Mikro Darurat yang berlangsung pada 3 hingga 20 Juli mendatang. Tujuannya, agar penambahan kasus per hari bisa ditekan ke bawah 10.000 orang.
Jika target tersebut belum tercapai, tentunya ada kemungkinan PPKM Mikro Darurat akan diperpanjang, dan mengancam pemulihan ekonomi.
Sektor manufaktur sudah merasakan efek dari lonjakan kasus Covid-19, bahkan sebelum PPKM Mikro Darurat ditetapkan.
IHS Markit melaporkan kabar kurang bagus. Aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada Juni 2021 dilaporkan 53,5.
Meski masih menunjukkan ekspansi (angka indeks di atas 50), tetapi menunjukkan pelambatan dari sebelumnya sebesar 55,3 di mana kala itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.
"Pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia pada Juni mengalami perlambatan akibat gelombang kedua serangan virus corona. Produksi tetap tumbuh dengan kuat meski dampak pandemi perlu dilihat dalam beberapa bulan ke depan.
Sektor manufaktur sendiri berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, sehingga berlanjutnya ekspansi menjadi sangat penting guna memulihkan perekonomian.
Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga bisa kembali terpukul. Ketika konsumen kembali pesimistis, maka belanja berisiko menurun. Sekali lagi, pemulihan ekonomi Indonesia akan menghadapi tantangan berat di kuartal III-2021.
Walaupun PPKM Mikro Darurat resmi diberlakukan pada Sabtu (3/7/2021) lalu, namun IHSG masih tetap bertahan dan membukukan penguatan empat hari beruntun dari Selasa (29/6/2021) lalu, meskipun secara sepekan, IHSG hanya menguat tipis saja.
TIM RISET CNBC INDONESIA