Alamak! Market Cap TLKM Turun Rp 18 T, DCII Masih 10 Besar

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
05 July 2021 12:25
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Sepanjang pekan lalu, pasar finansial dipengaruhi isu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat yang akan diterapkan pemerintah akibat lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19).

Isu tersebut akhirnya terjawab pada Kamis (1/7/2021) yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Setelah dapatkan banyak masukan, menteri, ahli kesehatan dan kepala darah saya memutuskan untuk memberlakukan PPKM darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 khusus untuk Jawa Bali," kata Jokowi melalui youtube Sekretariat Presiden, Kamis (1/7/2021).

Poin-poin pengetatan pun sama dengan kabar yang bereda sebelumnya. Meski diketatkan, setidaknya pelaku pasar bisa sedikit lega sebab tidak diterapkannya karantina wilayah atau lockdown, walaupun pusat perbelanjaan, mal, dan pusat perdagangan ditutup.

Di awal PPKM Mikro Darurat, penambahan kasus Covid-19 "meledak" lagi dan mencetak rekor tertiinggi sepanjang pandemi.

Dalam 2 hari terakhir, penambahan kasus per harinya lebih dari 27.000 orang. Kemarin, jumlah kasus Covid-19 dilaporkan bertambah sebanyak 27.233 orang, sedikit turun dibandingkan Sabtu lalu yakni 27.913 orang yang merupakan rekor penambahan kasus per hari.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah kasus aktif yang terus menanjak, hingga saat ini sebanyak 295.228 kasus yang merupakan rekor tertinggi.

Lonjakan kasus tersebut membuat pemerintah menetapkan PPKM Mikro Darurat yang berlangsung pada 3 hingga 20 Juli mendatang. Tujuannya, agar penambahan kasus per hari bisa ditekan ke bawah 10.000 orang.

Jika target tersebut belum tercapai, tentunya ada kemungkinan PPKM Mikro Darurat akan diperpanjang, dan mengancam pemulihan ekonomi.

Sektor manufaktur sudah merasakan efek dari lonjakan kasus Covid-19, bahkan sebelum PPKM Mikro Darurat ditetapkan.

IHS Markit melaporkan kabar kurang bagus. Aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada Juni 2021 dilaporkan 53,5.

Meski masih menunjukkan ekspansi (angka indeks di atas 50), tetapi menunjukkan pelambatan dari sebelumnya sebesar 55,3 di mana kala itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.

"Pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia pada Juni mengalami perlambatan akibat gelombang kedua serangan virus corona. Produksi tetap tumbuh dengan kuat meski dampak pandemi perlu dilihat dalam beberapa bulan ke depan.

Sektor manufaktur sendiri berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, sehingga berlanjutnya ekspansi menjadi sangat penting guna memulihkan perekonomian.

Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga bisa kembali terpukul. Ketika konsumen kembali pesimistis, maka belanja berisiko menurun. Sekali lagi, pemulihan ekonomi Indonesia akan menghadapi tantangan berat di kuartal III-2021.

Walaupun PPKM Mikro Darurat resmi diberlakukan pada Sabtu (3/7/2021) lalu, namun IHSG masih tetap bertahan dan membukukan penguatan empat hari beruntun dari Selasa (29/6/2021) lalu, meskipun secara sepekan, IHSG hanya menguat tipis saja.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular