
IHSG Sulit Gerak, Saham-saham Raksasa Ini Jadi Biang Kerok

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih terapresiasi, meski hanya naik tipis 0,02% ke level 6.024,65 pada perdagangan awal pekan Senin (5/7/21). Penguatan IHSG terhalang oleh kejutuhan saham-saham berkapitalisasi besar.
Nilai transaksi hari ini, tercatat cukup besar Rp 4 triliun, satu jam sebelum penutupan. Sementara investor asing melakukan jual bersih atau net sell Rp 73 miliar di pasar reguler.
Di tengah galaunya gerak indeks acuan, saham-saham berkapitalisasi pasar besar juga masih enggan bergerak banyak. Simak tabel berikut.
Tercatat dari 5 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa 4 merah dan 1 stagnan.
Emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih merah tipis 0,08% ke level harga Rp 30.475/unit. Sedangkan posisi kedua yang diisi oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga terkoreksi 1,75% ke level harga Rp 3.920/unit. Tercatat hanya PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang stagnan di level Rp 5.000.
Sejatinya IHSG masih terkonsolidasi di area 6.000 sehingga investor lebih memilih untuk wait and see dus harga saham big cap dan IHSG masih bergerak di situ-situ saja.
Investor juga masih menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal 2 yang diprediksi akan menjadi kuartal terakhir Indonesia di jurang resesi karena sebelumnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi RI di Q2 berada di kisaran 7%-8%.
Selain itu kasus corona yang terus meledak di Tanah Air juga masih menjadi pantauan investor. Melesatnya nCov-19 memaksa Pemerintah RI untuk memberlakukan pengetatan berupa PPKM Mikro Darurat yang berlangsung pada 3 hingga 20 Juli mendatang. Tujuannya, agar penambahan kasus per hari bisa ditekan ke bawah 10.000 orang.
Tentunya para pelaku pasar masih akan memantau seberapa efektif kebijakan ini dalam menekan kasus corona. Nantinya jika target tersebut belum tercapai, tentunya ada kemungkinan PPKM Mikro Darurat akan diperpanjang, dan mengancam pemulihan ekonomi.
Kasus Covid-19 di Indonesia memang menjadi perhatian sebab kenaikan kasus bisa memberikan dampak negatif ke pasar finansial. Dalam 2 hari terakhir, penambahan kasus per harinya lebih dari 27.000 orang.
Kemarin, jumlah kasus Covid-19 dilaporkan bertambah sebanyak 27.233 orang, sedikit turun dibandingkan Sabtu lalu yakni 27.913 orang yang merupakan rekor penambahan kasus per hari.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah kasus aktif yang terus menanjak, hingga saat ini sebanyak 295.228 kasus yang merupakan rekor tertinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham