Sah! Bank Harda Milik CT Ganti Nama Jadi Allo Bank Indonesia

tahir saleh, CNBC Indonesia
05 July 2021 07:20
Dok BBHI
Foto: Dok BBHI

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank milik PT Mega Corpora yang dikendalikan pengusaha nasional Chairul Tanjung, PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) resmi mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM terkait dengan perubahan nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk yang berlaku sejak 30 Juni 2021.

Direktur Allo Bank, Arief Tendeas dan Sekretaris Perusahaan Allo Bank, Kemal Suteja Sindi dalam keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan persetujuan itu berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor 1 tanggal 2 Juni 2021 yang dibuat di hadapan Dharma Akhyuzi SH, notaris di Jakarta yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan HAM (MenkumHAM).

Keputusan itu bernomor AHU-0031692.AH.01.02.TAHUN 2021 tanggal 2 Juni 2021.

Selanjutnya, perseroan telah menerima surat salinan, melalui Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) via Surat No.2-260/PB.12/2021 tanggal 30 Juni perihal Penyampaian Salinan Keputusan tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha Bank Harda Internasional menjadi izin Usaha Allo Bank Indonesia,

Salinan itu yakni Keputusan Deputi Dewan Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Nomor Kep-48/PB.1/2021 tanggal 30 Juni 2020 tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama Bank Harda menjadi Izin Usaha Atas Nama Allo Bank Indonesia.

Keduanya menyatakan, saat ini perseroan sedang dalam pengurusan penggantian logo yang selanjutnya setelah diperolehnya persetujuan dari Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkum HAM.

Langkah ini dalam rangka rebranding setelah perseroan menjadi bagian dari Kelompok Usaha Bank (KUB) di bawah pengendalian PT Mega Corpora bersama dengan PT Bank Mega Tbk (MEGA) dan PT Bank Mega Syariah yang akan melengkapi jasa perbankan yang ditawarkan oleh kelompok usaha di bawah CT Group.

Saat ini perusahaan juga telah memperoleh pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan surat OJK No.S-104/D.04/2021 tanggal 30 Juni 2021 Perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran yang akan meningkatkan permodalan perseroan sekitar Rp 7,498 triliun.

Dana rights issue akan digunakan untuk pemenuhan modal inti minimum bank yang akan memberikan kemampuan Allo Bank untuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi yang yang dikenal sebagai digital bank.

Perubahan nama tersebut sedang dilanjutkan dengan penggantian logo perseroan, akan tetapi sesuai dengan Keputusan Deputi Dewan Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Nomor Kep-48/PB.1/2021 tanggal 30 Juni 2020, maka penggantian nama termaksud tidak berpengaruh pada perizinan yang dimiliki perseroan.

Pergantian nama ini pertama kali disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Harda pada 7 Mei 2021.

Dalam RUPST itu juga disetujui perombakan direksi dan komisaris. Di jajaran komisaris munculnya nama baru seperti Ali Gunawan sebagai komisaris independen, dan Ronald Waas sebagai Komisaris Utama Independen.

Ronald Waas merupakan eks deputi gubernur Bank Indonesia periode 2011 hingga 2016. Waas juga saat ini sedang menjabat sebagai Komisaris Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) serta PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek.

Situs resmi Bank Harda mencatat, bank ini didirikan dengan nama PT Bank Arta Griya pada 21 Oktober 1992, kemudian berubah nama pada 16 Januari 1993 menjadi PT Bank Harda Griya yang dikenal dengan sebutan Bank Harda dan resmi beroperasi pada 10 Oktober 1994 di Jalan Pinangsia III Nomor 27, Jakarta.

Pada Agustus 1995, Kantor Pusat Bank BHI berpindah lokasi ke Grand Boutique Centre Blok B Nomor 3-4, Jalan Mangga Dua Raya Jakarta Utara dari yang sebelumnya di Jalan Pinangsia III.

Sejalan dengan perkembangan bisnis Bank Harda, pada 10 Desember 1996, Bank Harda Griya berubah menjadi PT Bank Harda lnternasional.

Pada 12 Agustus 2015, Bank Harda melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) kepada masyarakat sebanyak 800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 dan harga pelaksanaan Rp 125/saham.

IPO saat itu dibantu oleh PT Lautandhana Securindo selaku penjamin pelaksana emisi efek dan yang bertindak sebagai penjamin emisi efek di antaranya PT Erdhika Elit Sekuritas, PT HD Capital Tbk (kini Himalaya Energi Perkasa/HADE), PT Intifikasa Securindo, PT Philip Securities Indonesia dan Trimegah Securities Tbk (TRIM).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek! Bank Harda Mau Rights Issue, Rilis 7,5 Miliar Saham Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular