
Eks Bos Bumiputera Ditahan, Nasabah: Uang Kami Bagaimana?

Hingga saat ini CNBC Indonesia belum mendapatkan konfirmasi terbaru soal nasib dana para nasabah Bumiputera.
Plt Direktur Utama Bumiputera Faizal Karim saat dihubungi pada Jumat siang ini (2/7) mengatakan dirinya tak bisa lagi berkomentar berkaitan dengan restrukturisasi polis nasabah karena sudah tak lagi menjabat.
"Saya mohon maaf, terkait Hal ini sikap saya no comment," katanya singkat.
Ketua Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa, dan Asuransi (SP NIBA) Bumiputera Rizky Yudha Pratamajuga pun belum merespons berkaitan dengan kabar terbaru siapa perwakilan manajemen setelah tak lagi dijabat FaizalKarim.
Sebelumnya dalam wawancara dengan CNBCIndonesia TV pada 12 Januari 2021, Faizal kala itu menyebutkan bahwa pada prinsipnya, Bumiputera tidak menginginkan adanya kerugian terhadap 5 juta nasabah dan pemegang polis.
Per Desember 2020, klaim nasabah yang pembayarannya terkendala sebanyak 380.000 nasabah dengan jumlah dana Rp 7-8 triliun.
Dalam mengatasi persoalan klaim asuransi ini, perusahaan dib awah pengawasan OJK tengah mempersiapakan sejumlah strategi, untuk memperbaiki sistem keuangan lewat pengambilan tagihan di perusahaan reasuransi hingga penggunaan uang jaminan di OJK.
Dalam pertemuan dengan para nasabah dan agen di kantor AJB Bumiputera, Senin (28/12/2020), Faizal saat itu juga menegaskan tengah berupaya menyelesaikan klaim dana nasabah pemegang polis, dengan total outstanding (termasuk tunggakan klaim) mencapai Rp 10-12 triliun.
"Yang ingin saya sampaikan adalah dari tanggal 1 Juli saya diangkat, tekad saya adalah memperjuangkan 3 juta lebih kurang pemegang polis. Ini langkah pertama saya. Tetapi, dalam himpitan waktu saya menyelesaikan itu, secara keuangan saya akan selesaikan dengan baik," kata Faizal, saat itu, Senin (28/12/2020).
"Insya Allah, kalau program ini jalan, ini outstanding klaim ibu-ibu dan semua, ada 3 juta, yang jumlahnya kira-kira Rp 10-12 triliun, akan bisa diselesaikan," tegasnya.
Terkait dengan aset, berdasarkan data laporan keuangan Bumiputera yang dipublikasikan di situs perusahaan, total aset perusahaan pada 2019 turun 4,59% menjadi Rp 9,98 triliun dari Desember 2018 yakni Rp 10,46 triliun.
Total liabilitas Bumiputera turun tipis 1,58% menjadi Rp 30,42 triliun dari 30,91 triliun.
Kewajiban tersebut di antaranya berasal dari utang klaim yang mencapai Rp 5,18 triliun, naik dari Desember 2018 yakni Rp 3,52 triliun.
Ditambah utang reasuransi Rp 84,79 miliar dari sebelumnya Rp 74,87 miliar, utang komisi Rp 8,95 miliar dari Rp 2,3 miliar, utang pajak Rp 1,01 miliar dari Rp 7,75 miliar, dan utang lainnya Rp 243,88 miliar dari Rp 120,40 miliar.
(tas/tas)[Gambas:Video CNBC]
