Duh..Tabung Gas Makin Langka! Investor Buru Saham AGII-PGAS

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
02 July 2021 10:45
Pekerja menata tabung oksigen di tempat pengisian oksigen PT Aneka Gas Industri, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (30/6/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau kedinasan di DKI Jakarta untuk membantu mendistribusikan oksigen ke berbagai Rumah Sakit rujukan Covid-19.  Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat sirkulasi tabung oksigen yang sempat mengalami kelangkaan beberapa hari lalu. Pantauan CNBC Indonesia beberapa truk dari perangkat daerah seperti Dishub DKI hingga SDA ikut mengantri mengambil oksigen. Antrian pengisian dilokasi tersebut juga memakan waktu lama. Salah satu sopir truk mengaku ia mengantri dari jam 7 pagi hingga pukul 15.30 belum juga bisa diangkut. Karena antrian truk yang begitu ramai. Tempat pengisian Oksigen ini melayani hingga 24 jam.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pengisian Tabung Oksigen Medical (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para investor memburu saham emiten produsen gas industri yang dikuasai oleh Grup Samator PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII). 

Selain AGII, investor juga memburu saham emiten yang bergerak di bidang transportasi dan distribusi gas pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sehingga membuat harga kedua saham tersebut melesat sepanjang sesi I perdagangan Jumat (2/7/2021).

Penguatan kedua saham tersebut tampaknya didorong oleh sentimen mengenai kian tingginya permintaan baik dari rumah sakit maupun fasilitas kesehatan terhadap tabung gas oksigen di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.23 WIB, saham AGII melonjak 5,36% ke Rp 1.670/saham. Pagi tadi, saham ini sempat menyentuh posisi Rp 1.725/saham. Nilai transaksi saham AGII sangat ramai, yakni sebesar Rp 175,45 miliar, menempatkan saham ini di posisi kedua saham dengan nilai transaksi terbanyak pagi ini.

Dengan ini, saham AGII melanjutkan penguatan pada Kamis (1/7) kemarin, ketika ditutup menjadi top gainers dengan kenaikan 18,73%. Pada 23-28 Juni lalu saham ini melaju kencang seiring meledaknya kasus Covid-19 yang membuat permintaan tabung gas oksigen medis meningkat.

Dalam sepekan, saham AGII terkerek 18,86%, sementara dalam sebulan melejit 53,47%.

Saham PGAS juga terdorong naik 1,98% ke Rp 1.030/saham. Sekitar 10.15 WIB, saham ini sempat melesat 3,47%. Nilai transaksi saham PGAS mencapai Rp 43,58 miliar.

Penguatan ini membuat saham PGAS melanjutkan reli penguatan sejak 3 hari sebelumnya. Namun, dalam sepekan saham ini masih terkoreksi 0,48%.

Manajemen AGII sebelumnya sudah buka suara soal tingginya permintaan gas industri. "Sangat pesat, kita monitornya sudah per day sekarang, karena lonjakan exponential," kata Presiden Direktur AGII Rachmat Harsono kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/6/21).

Penjualan gas untuk medis meningkat hingga 50% selama beberapa hari terakhir. Namun, Ia belum bisa mentabulasi data keseluruhan secara akurat hingga kini, sehingga belum bisa menyampaikan data riilnya.

Meningkatnya permintaan tersebut membuat industri harus bergerak cepat dalam memenuhinya. Rachmat menjelaskan bahwa perusahaan sudah memiliki rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi.

"Mengenai tambahan produksi pun kami juga sudah planning sejak akhir tahun lalu, untuk menambah unitliquefaction oxygendiplantkami di Jabar dan Jatim, rencana pemasangan akan bulan depan," sebutnya.

Sebelumnya, seiring dengan melonjaknya kebutuhan gas oksigen akhir-akhir ini, pemerintah memastikan mayoritas pasokan oksigen yang diproduksi pabrik akan dialokasikan untuk keperluan medis. Sebanyak 90% produksi akan diutamakan ke sektor medis atau rumah sakit, dari sebelumnya yang hanya dialokasikan 60%.

"Ketersediaan oksigen 90% produksi alokasi ke medis. Kita sudah tata apa yang kita lihat mudah-mudahan semua tidak ada masalah. Obat obatan juga termasuk," kata Menko Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, selaku Ketua PPKM Mikro Darurat Jawa Bali dalam paparannya, Kamis (1/7).

Sebelumnya Kementerian Perindustrian hanya mengalokasikan produksi oksigen sebanyak 60% dari total produksi, sisanya untuk kebutuhan industri.

"Suplai oksigen dari industri aman dan kemampuan pasok sebesar 850 ton per hari. Sementara kebutuhan oksigen untuk penanganan Covid - 19 sekitar 800 ton per hari, kami mendahulukan kebutuhan untuk medis," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (30/6/2021).

Dari data Kemenperin utilitas rata-rata industri gas oksigen baru 80% dari kapasitas terpasang sebanyak 866.100.000 kg/per tahun,sSehingga masih ada kapasitas yang menganggur sekitar 225 juta kg per tahun.

Agus sempat mengakui ada kendala pasokan oksigen di Jateng dan Jatim akibat produksi yang terganggu karena listrik. Sedangkan di level pedagang, sudah kewalahan, bahkan kelangkaan karena permintaan yang tinggi di tengah ledakan kasus Covid-19.

Di level bawah, pedagang isi ulang oksigen mengaku ada lonjakan permintaan sejak naiknya melonjaknya pasien Covid - 19. Seperti yang dialami Lenny pemilik kios isi ulang oksigen di Jalan Raya Bogor, KM 49 RT 2/V No.90, Cimandala Kecamatan Sukaraja, Bogor, Jawa Barat.

"Memang ada lonjakan terjadi karena dari pusatnya kita yang kios isian kecil dibatasin Cuma 10 tabung, jadi terbatas. Dari agen bilang kita dijatah karena terbatas," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/6).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid Melesat, Kontribusi Penjualan Gas Medis Naik 30%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular