Review Semester I

Real Brasil, Mata Uang Terbaik Dunia di Semester I-2021

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 July 2021 15:17
Real Brazil
Foto: Real Brazil (REUTERS/Ricardo Moraes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Paruh pertama tahun 2021 sudah berakhir, "klasemen" mata uang dunia melawan dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan kejutan. Real Brasil yang pada tahun lalu menjadi salah satu mata uang yang paling terpuruk kini malah menjadi yang terbaik.

Melansir data Refinitiv, real Brasil sepanjang tahun ini menguat 4,8% melawan dolar AS, terbesar diantara mata uang lainnya. Di posisi kedua ada hryvnia Ukraina yang menguat 4,1%, dolar Kanada melengkapi 3 besar dengan penguatan 2,7%.

Sementara itu rupiah tercatat melemah 3%, dan berada di urutan ke-25.

idrFoto: Refinitiv
idr

Real mampu menjadi mata uang dengan terbaik di semester I-2021 meski kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Brasil sedang meledak. Pada 23 Juni lalu, Brasil mencatat rekor penambahan kasus positif sebanyak 114.139 orang dalam sehari.

Total kasus Covid-19 di Brasil saat ini lebih dari 18,55 juta orang, dan menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak ketiga, di bawah Amerika Serikat dan India.

Dari total kasus tersebut, sebanyak 518.246 meninggal dunia, 16.858.632 orang sembuh, sehingga kasus aktif saat ini sebanyak 1.182.286 orang.

Dari segi vaksinasi, Berdasarkan data dari Our World In Data, hingga saat ini sebanyak 12% dari total populasi Brasil sudah mendapat vaksinasi penuh, sementara yang sudah mendapat satu kali dosis sebesar 22%.

Meski kasus Covid-19 meledak dan vaksinasi belum berjalan dengan cepat, tetapi real tetap mampu menjadi yang terbaik di dunia. Sebabnya, kebijakan bank sentral Brasil.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Bank Sentral Brasil Agresif Naikkan Suku Bunga

Bank sentral Brasil (Banco Central do Brasil/BCB) yang menaikkan suku bunga secara agresif merupakan faktor dibalik penguatan tajam real. Tidak tanggung-tanggung, baru separuh tahun berjalan BCB sudah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali, dan pengetatan moneter tersebut masih akan berlanjut.

Sementara bank sentral AS (The Fed), baru akan menaikkan suku bunga pada tahun 2023, sehingga selisih imbal hasil menjadi semakin melebar, daya tarik real pun meningkat.
Agresivitas BCB tidak hanya dari jumlah kenaikan suku bunga, tetapi juga dari persentase kenaikannya. Setiap kali menaikkan suku bunga, BCB menambah 75 basis poin (0,75%), sehingga total dalam tiga kali kenaikan sebesar 2,25%.

Sebelum mulai menaikkan suku bunga pada Maret lalu, suku bunga BCB sebesar 2% yang merupakan rekor terendah sepanjang sejarah. Setelah 3 kali kenaikan, suku bunga menjadi 4,25%.

Tidak sampai di sana, real mencatat penguatan lebih dari 3% di pekan ini setelah rilis notula BCB mengindikasikan suku bunga akan naik 100 basis poin (bps) atau 1% di rapat kebijakan moneter selanjutnya, berdasarkan laporan Reuters.

Dalam notula tersebut disebutkan, para anggota dewan BCB memperkirakan masih perlunya kenaikan suku bunga dengan persentase yang sama atau lebih besar lagi pada rapat kebijakan moneter bulan Agustus mendatang.

Jika benar kenaikan 100 bps dilakukan, maka suku bunga di Brasil akan menjadi 5,25%, level tertinggi sejak Oktober 2019, sebelum periode penurunan suku bunga dimulai akibat pandemi Covid-19.

Agresifnya kenaikan suku bunga tersebut dilakukan guna meredam kenaikan inflasi.

"Kuatnya tekanan inflasi terbukti lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan," tulis BCB dalam rilisnya.

Inflasi di Brasil di bulan Mei mencapai 8,06% year-on-year (YoY), sangat jauh dari target BCB 2,25% hingga 5,25%.

Perekonomian Brasil di tahun 2020 mengalami kontraksi 4,1% akibat pandemi Covid-19, memaksa BCB memangkas suku bunganya hingga ke rekor terendah. Tetapi kontraksi tersebut ternyata tidak seburuk prediksi, dan diikuti pertumbuhan yang lebih tinggi dari proyeksi di tahun ini.

Polling terbaru yang dilakukan BCB terhadap para analis menunjukkan perekonomian Brasil diprediksi tumbuh 4,85% di tahun ini, jauh lebih tinggi dari proyeksi 2 bulan lalu sebesar 3,04%.

Alhasil, dengan suku bunga rendah dan pemulihan ekonomi yang lebih cepat inflasi di Brasil juga melesat. Kenaikan suku bunga memang efektif meredam inflasi, tetapi di sisi lain akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Sebab, suku bunga kredit akan menjadi lebih tinggi, yang tentunya menghambat ekspansi bisnis dunia usaha.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular