
PPKM Mikro Darurat Bukan Halangan Bagi Rupiah Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) sedang kuat-kuatnya, membuat rupiah melemah tipis di awal perdagangan Kamis (1/7/2021). Sementara dari dalam negeri, pasar sedikit lega sebab Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat, tidak "sehoror" yang diperkirakan.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah tipis 0,03% di Rp 14.500/US$. Kemarin, rupiah sempat menyentuh Rp 14.540/US$, sebelum sukses memangkas pelemahan setelah adanya kejelasan mengenai PPKM Mikro Darurat.
Meski belum ada pengumuman resmi dan detail bagaimana PPKM Mikro Darurat akan dilakukan, tetapi sudah beredah kabar poin-poin pengetatannya. PPKM ini rencanan akan dilakukan pada 3-20 Juli.
Targetnya adalah penurunan penambahan kasus konfirmasi harian < 10ribu/hari.
Adapun cakupan area PPKM Darurat meliputi 45 kabupaten/kota dengan nilai assesmen 4 dan 76 kabupaten/kota dengan nilai assesmen 3 di Pulau Jawa dan Bali.
Dalam PPKM tersebut, kegiatan perkantoran wajib 100% work from home (WFH) untuk sektor non esensial, sementara untuk sektor esensial 50% WFH, 50% lagi work from office (WFO).
Untuk supermarket, pasar tradisional, toko kelontong, dan pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai pukul 20.00 waktu setempat dengan kapasitas pengunjung 50%.
Kemudian kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online/daring, dan rumah ibadah ditutup. Pengetatan aturan juga terjadi dalam penggunaan transportasi udara begitu juga darat, serta transportasi umum dalam kota.
Restoran dan warung makan sejenisnya hanya bisa menerima pesanan take away, tetapi kabar terbaru menyebutkan boleh makan di tempat atau dine in dengan kapasitas 25% dan buka hingga pukul 17:00 WIB.
Restoran yang melayani pesan antar saja diizinkan beroperasi 24 jam. Adapun di mal operasional hanya sampai pukul 17.00 WIB dan kapasitas 25%.
Pengetatan tersebut tidak seperti yang ditakutkan pelaku pasar, sehingga ada peluang rupiah bisa menguat pada perdagangan hari ini. Tetapi ada sedikit kabar kurang baik, IHS Markit pagi tadi melaporkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada Juni 2021 tercatat 53,5. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 55,3 di mana kala itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.
Meski sektor manufaktur masih berekspansi (angka indeks masih di atas 50), tetapi sudah mulai terlihat adanya penurunan aktivitas akibat lonjakan kasus Covid-19.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Dolar AS Lagi Kuat-Kuatnya
