
Terinfeksi Corona, Ekonomi Inggris Kontraksi 1,6% di Q1 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai melanda ekonomi Inggris. Pada Rabu (30/6/2021) otoritas negara itu mengumumkan bahwa produk domestik bruto (PBD) berkontraksi 1,6% pada kuartal pertama (Q1) 2021.
Mengutip AFP, angka ini sedikit lebih tinggi dari pengumuman sebelumnya, yang menyebut perekonomian Negeri Ratu Elizabeth itu akan turun sebesar 1,5%. Menurut badan statistik Inggris, ONS, hal ini terjadi karena beberapa penguncian pada Januari hingga Februari lalu yang cukup menghambat aktivitas industri ritel dan pariwisata.
"Angka PDB yang diperbarui hari ini menunjukkan gambaran yang sama dengan perkiraan kami sebelumnya. Dengan sekolah, perhotelan, dan ritel semuanya terkena pemberlakuan kembali penguncian pada Januari dan Februari dan beberapa pemulihan pada Maret," kata Wakil Ahli Statistik Nasional ONS Jonathan Athow.
"Dengan banyaknya layanan yang tidak tersedia, rumah tangga kembali menabung pada tingkat rekor."
Inggris sendiri cukup menderita dengan adanya pembatasan-pembatasan untuk mengekang laju infeksi virus corona. Pada 2020 lalu, ekonomi Inggris secara setahun penuh tercatat minus 9,9%.
Analis menyebut bahwa penurunan pada Q1 2021 ini memburamkan optimisme bahwa ekonomi akan membaik seperti pada masa pra pandemi dalam beberapa bulan kedepan.
"Revisi ke bawah kecil untuk pertumbuhan PDB Q1 mungkin tidak akan menghentikan ekonomi untuk bangkit kembali ke puncak pra-pandemi dalam beberapa bulan mendatang," kata analis Capital Economics Paul Dales.
"Dan rebound yang lebih besar dalam tingkat tabungan rumah tangga meningkatkan potensi kenaikan lebih cepat dalam PDB lebih jauh ke depan."
Sementara itu, saat ini pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Boris Johnson masih memberlakukan beberapa langkah penguncian akibat masuknya varian Delta ke beberapa sudut wilayah Inggris. Diperkirakan kegiatan perekonomian akan dibuka kembali pada 19 Juli mendatang.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Badai Berlalu, Ekonomi Inggris Diramal Rebound 7,25% di 2021