
IHSG Siap Balik ke Zona 6.000, Ini Sentimen Pendorongnya

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Rabu (30/6/2021) di teritori positif, meski gagal bertahan di atas level psikologis 6.000.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 5.996,974 atau menguat 47,9 poin (+0,8%). Sepanjang pagi, indeks acuan bursa nasional ini tak pernah menyentuh zona merah dengan apresiasi 0,02% ke level 5.950,43 di awal pembukaan.
Level tertinggi yang diraih pada sesi pertama hari ini adalah 6.0001,412. Nilai transaksi bursa kian membaik, menjadi Rp 6,8 triliun. Sebanyak 249 saham naik, 236 lain melemah dan 140 sisanya stagnan. Investor asing masih mencetak penjualanbersih (net sell) senilai Rp 174,1 miliar di pasar reguler.
Sentimen pasar masih positif dan cenderung mengikuti tren di Amerika Serikat (AS) terkait dengan menguatnya outlook pemulihan ekonomi Negara Adidaya tersebut. Apalagi, di dalam negeri kekhawatiran mengenai karantina wilayah (lockdown) sudah terhapuskan.
Untuk mengatasi penyebaran virus Covid-19 varian delta, pemerintah memutuskan melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro yang naik status menjadi darurat. Artinya, pemerintah masih mengizinkan aktivitas ekonomi berjalan meski lebih terbatas.
Hingga Selasa (29/6/2021) pukul 12:00 WIB, Kementerian Kesehatan mencatat kasus Covid-19 nasional bertambah 20.467 menjadi 28.304.774 kasus. Kasus kematian bertambah 463 menjadi 58.024 kasus dan pasien yang sembuh bertambah signifikan sebesar 9.945 menjadi 1.869.906.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 51 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham