
Ini Dia 10 Saham Paling Ramai Trading, Ada Duo BBRI-BRIS!

Jakarta, CNBC Indonesia - Duo saham perbankan nasional yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan 'bekas' anak usahanya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berada di urutan teratas saham paling aktif berdasarkan nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin (29/6/2021).
Di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 0,16% di 5.949, kedua saham ini menggeser saham bank-bank papan atas lainnya semisal PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di urutan bawah.
Bahkan saham PT Antam Tbk (ANTM) yang biasa menjadi langganan saham paling ramai ditransaksikan tak masuk 10 besar saham teraktif berdasarkan nilai transaksi.
BRIS adalah gabungan tiga bank syariah BUMN yakni PT Bank BRISyariah Tbk, PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah.
Sebelum merger, BRISyariah yang sudah menjadi perusahaan terbuka dengan kode 'BRIS' menjadi anak usaha BRI, sementara setelah merger jadi Bank Syariah Indonesia kode saham BRIS tetap dipakai.
Kini saham terbesar di BRIS dipegang Bank Mandiri yakni sebesar 50,95%, BRI hanya 17,29%, sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 24,91%.
Data BEI mencatat, saham BRIS ditransaksikan mencapai Rp 655 miliar dengan volume perdagangan 296 juta saham pada Selasa kemarin. Tapi saham BRIS minus 2,67% di Rp 2.190/saham.
Sementara itu, saham BBRI ditransaksikan mencapai Rp 474 miliar dengan volume perdagangan 122 juta saham. Saham BBRI minus 0,76% di Rp 3.900/saham.
Berikut 10 saham teraktif pada perdagangan Selasa kemarin.
10 Saham Teraktif Berdasarkan Nilai Transaksi (Turnover)
1. Bank Syariah Indonesia (BRIS), nilai transaksi Rp 655 M, saham -2,67% Rp 2.190
2. Bank BRI (BBRI), Rp 474 M, saham -0,76% Rp 3.900
3. Gudang Garam (GGRM), Rp 421 M, saham +6,75% Rp 43.500
4. Bumi Resources Minerals (BRMS), Rp 416 M, saham +18,63% Rp 121
5. Telkom (TLKM), Rp 394 M, saham -0,32% Rp 3.160
6. Astra International (ASII), Rp 341 M, saham +2,76% Rp 4.840
7. Bank Central Asia (BBCA), Rp 325 M, saham 0,17% Rp 30.225
8. Smartfren (FREN), Rp 324 M, saham +1,65% Rp 123
9. Bank Mandiri (BMRI), Rp 280,8 M, saham +1,32% Rp 5.775
10. Bank Agroniaga (AGRO), Rp 280,6 M, saham -2,58% Rp 1.700
Terkait dengan gerak IHSG, laju indeks acuan pasar modal RI ini sempat melesat hingga hampir 1% di sesi I, tapi penguatan IHSG terpangkas di sesi II dan ditutup naik 0,16% ke level 5.949,05.
Ada sebanyak 178 saham menguat, 333 saham melemah dan 137 lainnya stagnan. Nilai transaksi kembali naik tipis menjadi Rp 11,7 triliun. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 126 miliar.
Terpangkasnya penguatan IHSG terjadi setelah munculnya isu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang akan diperketat oleh pemerintah.
Di pasar valuta asing, menguatnya kabar penerapan PPKM darurat membuat rupiah tak mampu bangkit perdagangan. Mata Uang Garuda melemah lagi melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga nyaris menyentuh Rp 14.500/US$ di pasar spot.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.440/US$. Setelahnya rupiah melemah hingga 0,35% ke Rp 14.490/US$. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 28 April lalu.
Di penutupan perdagangan, rupiah berada di level Rp 14.480/US$, rupiah melemah 0,28%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
