
Di Kurs Tengah BI & Pasar Spot, Rupiah Kompak Melemah

Sepertinya pelaku pasar (dan seluruh rakyat Indonesia) dibikin cemas oleh perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Semakin hari, pandemi virus corona di Tanah Air semakin menakutkan.
Kementerian Kesehatan melaporkan, pasien positif corona per 27 Juni 2021 berjumlah 2.115.304 orang. Bertambah 21.342 orang dari hari sebelumnya, rekor tertinggi penambahan kasus harian sejak pasien pertama diumumkan pada 1 Maret 2020.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 14.568 orang per hari. Melonjak lebih dari dua kali lipat ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.808 orang setiap harinya.
Apabila pandemi virus corona semakin tidak terkendali, maka masa depan ekonomi Indonesia bakal sangat tidak pasti. Soalnya, pengetatan aktivitas dan mobilitas publik akan membuat 'roda' ekonomi tidak bisa berputar cepat.
"(Kasus Covid-19) Jakarta cukup tinggi dan beberapa daerah. Ini akan mempengaruhi kuartal II karena sampai Juni. Jadi Covid-19 harus dikendalikan. Kalau tidak, maka kita tidak akan bisa menormalisasi apapun, pendidikan, kegiatan keagamaan, dan lain-lain," papar Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, baru-baru ini.
Ketidakpastian ini membuat investor (terutama asing) ragu untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia. Di pasar saham, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp miliar di pasar reguler. Tanpa dukungan arus modal masuk, rupiah sulit untuk berbuat banyak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)