
Asosiasi Rumah Sakit Bongkar Parahnya Situasi Covid-19 di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus konfirmasi positif Covid-19 per Minggu (27/6/2021) pukul 12.00 WIB bertambah 21.342 sehingga total menjadi 2.115.304. Angka ini mengkhawatirkan seiring tingginya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR). Apalagi jumlah kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan di RI yang telah menembus 207.865 orang.
Sekjen Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia Partakusuma mengatakan lonjakan kasus bukan hanya terjadi di Pulau Jawa melainkan juga di 28 provinsi. Meski rata-rata BOR di tingkat nasional 71%-75%, menurut dia, jika dibedah lebih dalam banyak rumah sakit yang tingkat keterisiannya sudah lebih dari 100%.
"Rumah sakit kewalahan untuk mengatasi pasien baru, karena angka kesembuhan tidak secepat kasus aktif yang masuk RS, jadi tidak seimbang antara pasien yang masuk RS dan yang keluar," kata Lia dalam Profit CNBC Indonesia, Senin (28/06/2021).
Dia menyebutkan saat ini kondisi IGD di berbagai daerah sudah penuh, seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat banyak yang melaporkan kewalahan karena tempat tidur penuh. Selain itu, lonjakan kasus ini membuat banyak tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 sehingga bisa mempengaruhi penanganan di fasilitas kesehatan.
"Kami mohon bantuan dari masyarakat agar tidak terus terjadi kasus baru. Kalau kasus masih ringan kami berharap kesediaan masyarakat untuk isolasi mandiri atau ke fasilitas kesehatan yang bukan RS rujukan besar agar tidak ada penumpukan," ujar dia.
Peningkatan BOR ini juga terjadi di luar Pulau Jawa, seperti di Aceh, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau dan Bengkulu. Lia mengingatkan agar daerah di luar Jawa juga mempersiapkan dirinya, karena kondisi yang terjadi di Jawa bisa juga terjadi di daerah tersebut
"Mohon tempat tersebut berhati-hati karena kondisi di Jawa bisa juga terjadi di luar Jawa, jadi kita berharap tentu mobilitas penduduk bisa dibatasi betul, jangan sampai seluruh Indonesia kesulitan karena tidak ada tempat menampung pasien baru," tegasnya.
Saat ini, menurut Lia, banyak RS yang menambah kapasitasnya, mulai dari mengutilisasi ruangan yang keterisian di atas 80%. Kemudian IGD diperluas areanya dengan tenda-tenda di luar RS. Tempat isolasi di RS pun sudah ditambahkan bukan hanya di ruangan tapi juga IGD yang kini menjadi tempat isolasi. Kemudian ada tenda-tenda yang terpisah bagi pasien yang mengalami gangguan pernapasan dengan saturasi jelek.
"Pekerjaan RS cukup berat, dengan kondisi tenaga eksisting berkurang ini terus terang saja kami sudah kewalahan. Kami sudah menunggu tambahan tenaga tapi tidak semudah itu, karena mereka yang kerja di ruang isolasi pun harus ada tambahan kompetensi. Jadi tidak semua orang yang bekerja di kesehatan mampu bekerja di ruang isolasi atau ICU," kata Lia.
Selain itu, lonjakan kasus ini juga meningkatkan kecemasan masyarakat sehingga semakin banyak yang datang ke RS dan meminta oksigen meski dengan keluhan ringan. Lia menegaskan oksigen tidak bisa sembarangan diberikan kepada setiap pasien di rumah sakit dan ada persyaratannya.
"Kami harap masyarakat tidak panik, kalau makin panik RS makin penuh dan akhirnya kebutuhan yang seharusnya bisa diberikan jadi tidak bisa diberikan karena pasien melonjak tajam," katanya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 Terus Naik, Rumah Sakit Bisa Kewalahan