Kasus Kematian Covid-19 di RI Tambah Hampir 2.500 Sepekan

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
28 June 2021 11:20
Suasana pemakaman di Tegal Alur, Jakarta, Selasa (5/1/2021). Penggalian lubang untuk korban meninggal Covid-19 di tempat Pemakaman Umum Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, hingga saat ini mencapai 60 lebih liang per hari. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana pemakaman di Tegal Alur, Jakarta, Selasa (5/1/2021). Penggalian lubang untuk korban meninggal Covid-19 di tempat Pemakaman Umum Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, hingga saat ini mencapai 60 lebih liang per hari. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Kasus konfirmasi positif Covid-19 per Minggu (27/6/2021) pukul 12.00 WIB bertambah 21.342 sehingga total menjadi 2.115.304. Penambahan kasus ini pun diiringi kenaikan angka kematian akibat Covid-19. Saat ini total kematian di RI sepanjang pandemi berlangsung sebanyak 57.138 orang.

Dalam periode 21-27 Juni 2021 kasus kematian akibat virus ini hampir mendekati 2.500 kematian, atau tepatnya 2.491 kasus. Sejak penambahan kasus Covid-19 menanjak, kasus kematian pun ikut menanjak karena sejak 21 Juni, angka kematian selalu mendekati 300-400 per hari.

Angka ini mengkhawatirkan seiring tingginya jumlah kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan di RI yang telah menembus 207.865 orang. Jika pasien tidak tertangani dengan baik, maka kasus kematian bisa semakin tinggi.

Apalagi saat ini tingkat keterisian sejumlah rumah sakit di beberapa provinsi sudah hampir maksimal. Padahal di provinsi-provinsi tersebut tengah mengalami lonjakan kasus. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Sabtu (26/06/2021) DKI Jakarta mencatatkan BOR paling tinggi, yakni 93%. Kemudian Banten mencatatkan keterisian tertinggi berikutnya, yakni 91%, Jawa Barat 89%, Jawa Tengah 87%, dan DI Yogyakarta 86%.

Provinsi yang mengalami lonjakan kasus juga mengalami lonjakan BOR. Dalam sepekan terakhir tiga provinsi dengan BOR di atas 80% mencatatkan penambahan kasus 83.264 kasus. Banyaknya pasien yang harus dirawat pun membuat pemerintah harus menambahkan kapasitas rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19.

Bahkan Kemenkes telah menginstruksikan bahwa seluruh Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS rujukan Covid-19 akan diubah menjadi kamar isolasi pasien. Sementara itu, untuk kebutuhan IGD akan dipindahkan ke tenda darurat yang dibangun di luar rumah sakit.

"Kami akan mengubah semua kamar IGD menjadi kamar isolasi sehingga dengan begitu perawatan normal bisa dilakukan di sana untuk menampung pasien yang masuk di RS dan mendapatkan perawatan biasa," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi dalam konferensi pers, Jumat (25/6/2021).

Lonjakan kasus ini juga disertai kekhawatiran varian delta yang disebut 10 kali lebih menular dibandingkan strain Covid-19 asli. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatak varian Delta yang kini ada di Indonesia terbukti lebih menular dan usia anak yang sebelumnya lebih kebal Covid - 19, kasusnya kini malah meningkat dengan mengeluhkan gejala berat.

"Karakteristik virusnya luar biasa, mutasinya cepat dan sekali mutasi ini akan menimbulkan strain baru yang lebih cepat menularkan, bahkan mungkin yang Delta ini 10 kali lebih cepat penularannya," jelas Daeng.

Tak hanya itu, kasus OTG Corona juga terus meningkat. Namun, sulit diidentifikasi berapa banyak kasus Covid-19 tanpa gejala dan tersebar di mana saja.

"Ini yang dari sisi virusnya penularan akan berpotensi lonjakan-lonjakan," ujarnya.

Daeng menekankan, perlu ada pembatasan mobilitas yang ketat, apapun namanya, sesuai dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jika penanganan Covid-19 di sisi hulu seperti penerapan protokol kesehatan, pembatasan mobilitas tak berjalan baik, akan sulit wabah Covid-19 segera terkendali.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 Terus Meroket, Ada 852 Kasus Kematian Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular