IHSG Merah Merona, tapi Saham Bank Mini & Teknologi Moncer

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
28 June 2021 12:47
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan yang dikuasai oleh perusahaan financial technology (fintech) Akulaku PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan emiten produsen peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions), serta produk swab antigen test, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), berhasil menjadi top gainers pada sesi I, Senin (28/6/2021).

Sementara, emiten properti pelat merah PT PP Properti Tbk (PPRO) dan saham emiten yang bergerak di bidang pemasaran perdagangan digital PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) terjungkal sebagai 'pecundang'.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan dengan memerah hingga siang ini. IHSG turun 0,83% ke posisi 5.972,189 pada penutupan sesi I perdagangan Senin (28/6).

Menurut data BEI, ada 154 saham naik, 335 saham turun dan 128 saham tak bergerak, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,28 triliun dan volume perdagangan mencapai 10,05 miliar saham.

Investor asing pasar saham angkat kaki dari bursa Tanah Air dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 259,58 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 98,42 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (28/6).

Top Gainers

  1. MNC Studios International (MSIN), saham +15,24%, ke Rp 242, transaksi Rp 39,3 M

  2. Yelooo Integra Datanet (YELO), +11,19%, ke Rp 159, transaksi Rp 9,6 M

  3. Bank Neo Commerce (BBYB), +10,94%, ke Rp 426, transaksi Rp 29,9 M

  4. Bank Syariah Indonesia (BRIS), +10,54%, ke Rp 2.150, transaksi Rp 592,0 M

  5. Itama Ranoraya (IRRA), +9,41%, ke Rp 1.860, transaksi Rp 48,1 M

Top Losers

  1. PP Properti (PPRO), saham -6,25%, ke Rp 75, transaksi Rp 11,6 M

  2. Bank MNC Internasional (BABP), -4,61%, ke Rp 290, transaksi Rp 48,4 M

  3. MNC Investama (BHIT), -4,26%, ke Rp 90, transaksi Rp 33,8 M

  4. Digital Mediatama Maxima (DMMX), -4,05%, ke Rp 1.540, transaksi Rp 42,5 M

  5. Bumi Resources Minerals (BRMS), -3,74%, ke Rp 103, transaksi Rp 100,2 M

Menurut data di atas, saham BBYB berhasil melejit 10,94% ke Rp 426/saham. Dengan ini, saham BBYB berhasil menghentikan tren pelemahan sejak 2 hari lalu. Adapun Selama sepekan terakhir, ini adalah kali pertama saham BBYB menghijau, setelah 3 kali memerah dan 2 kali stagnan.

Dalam sepekan saham ini naik 0,95%, sementara dalam sebulan ambles 6,17%.

Kabar teranyar, investor asing Rockcore Financial Technology Co.Ltd kembali menambah kepemilikan saham di BBYB dari sebelumnya 4,05% menjadi 6,12%.

Secara lebih rinci, menurut keterbukaan informasi di website Bursa Efek Indonesia (BEI), kepemilikan saham Rockcore Financial di bank ini bertambah dari sebelumnya sebesar 293.784.662 saham menjadi 458.784.662 saham atau bertambah sebesar 165 juta saham.

Mengacu pada data dari BEI, Rockcore Financial berdomisili di Kepulauan Cayman. Perusahaan ini memiliki kantor yang berlokasi sama dengan kantor Akulaku atau PT Akulaku Silvrr Indonesia, yakni di Sahid Sudirman Center Jl. Jend. Sudirman No. 86. Tidak ada informasi lebih lanjut yang terhimpun di internet mengenai perusahaan ini.

Selain BBYB, saham IRRA juga terdongkrak 9,41% ke Rp 1.860/saham. Saham IRRA melanjutkan penguatan sejak Jumat (25/6) pekan lalu ketika ditutup melesat 5,59%.

Penguatan saham IRRA berbarengan dengan kenaikan sejumlah saham farmasi lainnya. Duo saham farmasi pelat merah, Indofarma (INAF) dan Kimia Farma (KAEF), misalnya, secara berturut-turut melesat 7,72% dan 5,71%. Saham Kalbe Farma (KLBF) dan Phapros (PEHA) juga naik secara berturut-turut sebesar 2,95% dan 2,59%.

Naiknya saham-saham tersebut terjadi di tengah kenaikan kasus baru Covid-19 yang kembali mencetak rekor tertinggi pada Minggu (27/6) pekan lalu.

Per Minggu, Kementerian Kesehatan mencatat pasien positif corona berjumlah 2.093.962 orang. Angka ini bertambah sebesar 21.095 orang dibandingkan hari sebelumnya, yang merupakan rekor penambahan kasus harian sejak pasien pertama diumumkan pada 1 Maret 2020.

performa pada lima bulan pertama tahun ini, tepatnya hingga Mei 2021 perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 331 miliar atau tumbuh 366% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 71,02 miliar.

Produk in vitro berupa antigen test masih penyumbang terbesar penjualan perseroan. Diikuti produk Abbott lainnya seperti Reagen dan Mesin plasma yaitu Terumo. Di semester I tahun ini, penjualan didominasi oleh segmen ritel (Non-APBN/APBD), dan ini yang membuat pertumbuhan naik signifikan.

Adapun performa Itama pada lima bulan pertama tahun ini, tepatnya hingga Mei 2021, sangat positif. Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 331 miliar atau tumbuh 366% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 71,02 miliar.

Produk in vitro berupa antigen test masih penyumbang terbesar penjualan perseroan. Diikuti produk Abbott lainnya seperti Reagen dan Mesin plasma yaitu Terumo. Di semester I tahun ini, penjualan didominasi oleh segmen ritel (Non-APBN/APBD), dan ini yang membuat pertumbuhan naik signifikan.

Berbeda nasib, saham PPRO malah ambles 6,25% ke Rp 75/saham, melanjutkan pelemahan pada Jumat pekan lalu ketika anjlok 5,88%. Sementara, saham DMMX akhirnya merosot 4,05% ke Rp 1.540/saham, menghentikan reli penguatan selama 7 hari perdagangan beruntun. Dalam sepekan saham DMMX melonjak 9,61%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular