
Stay Safe, Semuanya! Corona Kian Gila, Ekonomi Mau Jadi Apa?

Data ini memberi konfirmasi bahwa sistem pelayanan kesehatan di Indonesia menanggung beban yang sangat berat. Di sejumlah rumah sakit, kamar sudah tidak mampu lagi menampung pasien sehingga yang baru datang terpaksa menjalani perawatan di tenda darurat.
Tenaga kesehatan pun pontang-panting merawat pasien yang jumlahnya semakin bertambah. Mengutip catatan Bank Dunia, rasio dokter per 1.000 penduduk di Indonesia pada 2018 hanya 0,43. Ini adalah yang terendah di antara negara-negara tetangga.
Beban berat yang ditanggung oleh pekerja medis dan sistem pelayanan kesehatan, plus penularan virus yang semakin cepat akibat kehadiran varian baru, membuat desakan untuk memperketat pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat semakin mengemuka. Wacana karantina wilayah (lockdown) atau kebijakan yang lebih ketat dari sekarang kembali muncul, bahkan semakin kencang.
"Sebenarnya di luar negeri juga tidak ada, (lockdown) hanya istilah. Kita lakukan pengetatan saja, do something. Tidak usah ribut dengan istilah," tegas Pandu Riono, Epidemiolog dari Universitas Indonesia.
Apabila pandemi Covid-19 semakin tidak terkendali, maka masa depan ekonomi Indonesia bakal sangat tidak pasti. Soalnya, pengetatan aktivitas dan mobilitas publik akan membuat 'roda' ekonomi tidak bisa berputar cepat.
"(Kasus Covid-19) Jakarta cukup tinggi dan beberapa daerah. Ini akan mempengaruhi kuartal II karena sampai Juni.
"Jadi Covid-19 harus dikendalikan. Kalau tidak, maka kita tidak akan bisa menormalisasi apapun, pendidikan, kegiatan keagamaan, dan lain-lain," papar Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, baru-baru ini.
Oleh karena itu, pagebluk Covid-19 bukan krisis kesehatan dan kemanusiaan. Virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini juga bakal menghancurkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)