
Ngos-Ngosan Utang Gede, Emiten Leasing Ini Cari Investor Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten multifinance atau leasing PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) berencana mengajukan restrukturisasi kepada kreditor untuk melakukan konversi utang menjadi instrumen keuangan lainnya yang bersifat ekuitas guna pemenuhan rasio terkait permodalan.
Menurut materi public expose insidentil perusahaan, pihak manajemen menjelaskan bahwa perusahaan juga berencana melakukan aksi korporasi baik melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement maupun HMETD (rights issue).
"Perusahaan berupaya mengundang investor strategis untuk menanamkan modalnya di perseroan," jelas manajemen Intan Baruprana, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (25/6).
Upaya di atas ditempuh oleh perusahaan lantaran pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak 2020 ikut berdampak terhadap kinerja fundamental perusahaan. Demi memitigasi dampak tersebut, perusahaan menjelaskan telah mengambil sejumlah tindakan.
Pertama, menyusun kebijakan internal untuk pemberian relaksasi kepada debitur-debitur perseroan yang terdampak Covid-19.
Kedua, memberikan relaksasi kepada debitur-debitur perseroan yang terdampak Covid-19 dengan cara melakukan penyesuaian jumlah angsuran dan jangka waktu yang disesuaikan dengan kemampuan debitur.
Ketiga, mengajukan relaksasi kepada seluruh kreditur perseroan agar perseroan tetap dapat melaksanakan kewajibannya.
Keempat, mengajukan relaksasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal pemenuhan rasio-rasio sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).
"Perseroan mendapatkan dukungan penuh dari pemegang saham dan kreditur sehingga perusahaan optimis untuk dapat melanjutkan kelangsungan usahanya," kata manajemen.
Apabila menilik laporan keuangan 2020, IBFN memiliki total liabilitas sebesar Rp 1,20 triliun, angka ini sebenarnya lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp 1,22 triliun.
Adapun kontribusi utang bank menjadi penyumbang terbesar liabilitas perusahaan, yakni Rp 657,18 miliar. Kemudian, medium term notes (MTN) di posisi kedua dengan nilai Rp 308,54 miliar.
Utang bank IBFN memiliki dua jenis, yakni konvensional dan syariah. Untuk utang dari bank konvensional, Indonesia Eximbank menjadi kreditor terbesar yakni Rp 141,81 miliar bersama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang sebesar Rp 132,48 miliar.
Adapun bank syariah yang menjadi kreditor terbesar ialah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yakni Rp 225,02 miliar.
Sementara, bagian utang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun senilai Rp 31,97 miliar dan utang jangka panjang senilai Rp 625,22 miliar.
Menurut keterangan di laporan keuangan perusahaan, pada 27 Januari 2014, perusahaan menerbitkan MTN I sebesar Rp 300 miliar dengan tingkat bunga 11% per tahun dan berjangka waktu 36 bulan dari tanggal penerbitan, jatuh tempo 27 Januari 2017, dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), pihak ketiga, sebagai agen pemantau.
Namun, pada tahun 2017, MTN perusahaan telah lewat jatuh tempo.
Pada tanggal 1 Agustus 2017, BNI dan IBFN menandatangani perjanjian penyelesaian MTN untuk melakukan penyelesaian kewajiban MTN dengan total nilai Rp 348,14 miliar.
Ini terdiri dari kewajiban pokok MTN, kewajiban cross currency swap, dan kupon atas MTN, masing-masing sebesar Rp 300 miliar, Rp 28,89 miliar, dan Rp 19,25 miliar.
Perusahaan sepakat untuk menyelesaikan kewajiban MTN ini dalam waktu 36 bulan dan jatuh tempo pada bulan Agustus 2020.
Pada tahun 2020 dan 2019, perusahaan melakukan pembayaran MTN dengan total Rp 8,28 miliar dan Rp 11,85 miliar.
Selain terkendala masalah liabilitas, IBFN juga mengalami defisiensi modal/ekuitas. Per akhir Desember 2020, defisiensi modal perusahaan mencapai Rp 322,31 miliar dari surplus Rp 275,36 miliar pada tahun sebelumnya.
Pendapatan perusahaan juga minus Rp 37,13 miliar pada sepanjang tahun lalu. Sejurus dengan itu, rugi bersih perusahaan juga membengkak dari Rp 117,97 miliar pada 2019 menjadi Rp 597,67 miliar pada 2020.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terlilit Utang Rp 1 T, Emiten Leasing IBFN Cari Investor Baru
