Corona RI Rekor! Fund Manager-Dapen Rajin Borong Saham

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 June 2021 13:35
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Para manajer investasi dan pengelola dana pensiun menyatakan terus memborong aset berisiko seperti saham kendati masih dibayangi volatilitas dan kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri.

Hal ini terlihat dari rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun di level Rp 13,47 triliun dengan frekuensi harian 1,22 juta kali dan volume 18,72 miliar saham yang ditransaksikan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai dengan Kamis kemarin (24/6) ditutup melemah 0,37% ke level 6.012,05 poin dengan nilai transaksi Rp 9,30 triliun. Namun, sejak awal tahun, kinerja IHSG sudah positif sebesar 0,55% dengan net buy asing mencapai Rp 17,01 triliun.

Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri menjelaskan, di masa seperti sekarang ini, meskipun kondisi pasar masih dilanda ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, para pengelola dapen (dapen) tetap menempatkan instrumen investasi sesuai strategi masing-masing perusahaan.

"Saya belum melihat ada perubahan. Dapen tetap stick pada target alokasi yang sudah mereka rencanakan dan kondisi pasar tidak terlalu berpengaruh signifikan atas pilihan investasi dapen," kata Suheri, kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/6/2021).

Sementara itu, berbagai strategi disiapkan pelaku pasar untuk mengantisipasi efek dari tapering off dari bank sentral AS, The Fed. Tapering off adalah langkah bank sentral AS untuk mengurangi pembelian aset obligasi di pasar.

Chief Executive Officer PT Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana mengungkapkan, sebelum terjadinya sell off (jual saham) akibat tapering off investasi akan dialihkan ke aset yang lebih moderat seperti obligasi korporasi dengan rating yang tinggi hingga reksa dana pasar uang.

"Sebenarnya, volatilitas selalu ada, pada saat ada tapering pindah ke aset yang lebih moderat dibanding berisiko," katanya.

Bila tapering terjadi sebelum akhir tahun, maka waktu yang tepat untuk memindahkan aset ke yang lebih moderat tersebut harus dilakukan sebelumnya.

Sementara itu menurut Director PT Avrist Asset Management, Tubagus Farash menyarankan untuk melirik saham yang valuasinya belum mahal, berfundamental baik namun jangka panjang berpotensi pulih. Sedangkan untuk investasi jangka menengah bisa memilih reksa dana fixed income.

"Dari sisi valuasi, bonds kita masih sangat menarik, valusai saham big cap [berkapitalisasi besar] year to date harga masih turun, secara valuasi tidak mahal. Saya prefer untuk menambah investasi yang fundamental baik dan likuid," ujarnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fund Manager Masih Pilih Saham, Kripto Belum Prioritas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular