Kantongi Rp 6,7 T, PTPP Garap 11 Proyek Strategis Nasional

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 June 2021 18:07
Jalan Tol Pandaan -Malang (Instagram @ptpp )
Foto: Jalan Tol Pandaan -Malang (Instagram @ptpp )

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN konstruksi, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) meraih kontrak baru senilai total Rp 6,7 triliun hingga akhir Mei 2021, termasuk di antaranya berasal beberapa proyek yang digagas oleh pemerintah dan perusahaan BUMN.

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan pencapaian ini diraih melalui transformasi bisnis yang dilakukan, dengan menghadirkan strategi dan inovasi khusus, termasuk dengan fokus terlibat dalam beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digagas oleh Pemerintah dan BUMN.

Proyek itu mulai dari jalan tol hingga rumah sakit. Hal ini juga merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung penguatan sektor industri di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian nasional.

"PTPP sebagai perusahaan yang dinamis dan sustainable, tentunya adaptif terhadap kondisi market saat ini dengan melakukan transformasi bisnis untuk meningkatkan performa bisnis jangka panjang," katanya, dalam pernyataan resmi, Jumat (25/6/2021).

Dia mengatakan, upaya yang dilakukan perseroan antara lain dengan fokus pada percepatan proyek potensial yang tidak terdampak pandemi, sambil tentunya tetap menjaga market share dan meningkatkan profitabilitas di segmen lain, seperti gedung, jalan dan jembatan.

Selain itu, sebagai salah satu perusahaan konstruksi pertama di Indonesia yang telah berhasil melahirkan legacy melalui berbagai mega proyek untuk Indonesia sejak 68 tahun yang lalu.

"Kami juga berkomitmen untuk mendukung pemerintah dengan berpartisipasi aktif pada berbagai PSN," jelasnya.

Hingga akhir Mei 2021 PTPP berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp 6,7 triliun.

Proyek infrastruktur tersebut antara lain pembangunan proyek Junction Dawuan Tol Cisumdawu sebesar Rp 825 miliar, Pegadaian Tower senilai Rp 594 miliar, dan Jalan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang Paket 1.4 senilai Rp 350 miliar.

Berikutnya ada infrastruktur Kawasan Mandalika sebesar Rp 342 miliar, RSUD Banten dengan nilai Rp 241 miliar, Taman Ismail Marzuki sebesar Rp 190 miliar, dan Jembatan Bogeg & Fly Over KA Bogeg Banten senilai Rp 180 miliar.

Kemudian ada Rehab Jaringan Irigasi Rawa Kuala Kapuas sebesar Rp 178 miliar, LIPI Bandung dengan nilai Rp 172 miliar, dan Daerah Irigasi Wawotobi 2 senilai Rp 156,5 miliar.

Selain itu, saat ini PTPP juga tengah mengerjakan 11 PSN bernilai di atas Rp 500 miliar yaitu Kilang Minyak RDMP, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), Jalan Tol Kisaran Tebing Tinggi, dan Jalan Tol Semarang Demak.

Lalu berikutnya Jalan Tol Bogor Ring Road, Pelabuhan Patimban Paket 1 & 3, Bendungan Lolak, Bendungan Way Sekampung, Bendungan Lewikeuris Paket I, Bendungan Bener, Bendungan Way Apu, dan Bendungan Manikin Paket II.

"Dalam bidang investasi, PTPP akan memfokuskan pada selective investment di mana proyek-proyek investasi yang memiliki BEP [break event point] cepat akan menjadi prioritas perusahaan saat ini," katanya.

"Selain itu, smart recycling asset akan difokuskan kepada proyek-proyek jalan tol yang telah diselesaikan pembangunannya dan memiliki profitabilitas yang baik. Hasil smart recycling asset akan digunakan kembali untuk membiayai proyek-proyek investasi berikutnya yang menurut kami memiliki nilai profitabilitas yang jauh lebih menguntungkan," jelas Novel.

Strategi Bisnis

PTPP juga telah menyusun strategi jangka menengah dan jangka panjang untuk terus bertumbuh dan berkelanjutan.

Beberapa strategi yang telah disusun di antaranya memperluas kepemimpinan, pengembangan new market perusahaan, investasi (perputaran nilai), penyelarasan lini bisnis, dan memperkuat kapabilitas perusahaan.

"Transformasi bisnis juga ditujukan untuk meningkatkan performa bisnis jangka panjang. Ke depan, kami juga berencana fokus pada pengembangan market serta akselerasi kompetensi/champion-nya PP di power-renewables, seaport, dan airport yg memiliki market tinggi dan strategic fit terbaik."

Dia memaparkan, menurut laporan Global Energy Perspective dari McKinsey (2019), ada proyeksi pangsa pasar energi baru terbarukan (EBT) global akan meningkat pesat hingga mencapai 50% pada 2035 dan mencapai 75% pada 2050.

Di Indonesia, percepatan pasar baru EBT dilakukan melalui program renewable energy base industry development (Rebid) dan renewable energy base on economic development (Rebed).

Program ini dirancang untuk mempercepat pemanfaatan EBT di kawasan industri, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan mendukung kawasan ekonomi lokal di wilayah terpencil, terluar dan terdepan Indonesia (3T).

"Melalui penguatan di setiap aspek yang dilakukan, baik dari strategi, organisasi, hingga inovasi dan teknologi, maka kami optimis dapat menyelesaikan seluruh proyek baru yang dipercaya oleh pemerintah dan BUMN dengan cepat, akurat dan efisien," kata Novel.

Dari pasar modal, saham PTPP pada Jumat ini (25/6) ditutup turun 0,53% di Rp 930/saham. Dalam sepekan saham induk usaha PT PP Presisi Tbk (PPRE) dan PT PP Properti Tbk (PPRO) ini minus 4,12% dan setahun terakhir naik 29%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PP Infrastruktur Bakal IPO, PP Presisi Siap-siap Rights Issue

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular