Roundup

Lippo Borong 1 Juta Saham MLPL, INCO Garap Smelter Nikel

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 June 2021 09:15
Bank INA Perdana (Ist)
Foto: Bank INA Perdana (Ist)

5.Meroket 600%, Saham Bank Anthony Salim Masuk Radar BEI

Pergerakan harga saham yang liar membuat sebuah saham bank mini alias Bank BUKU II (Bank dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun) masuk radar pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena terjadi peningkatan harga saham di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

Saham tersebut adalah bank kecil yang dikendalikan oleh Bos Indofood, Anthony Salim yakni PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) yang terus melesat kencang beberapa hari terakhir. Pada perdagangan sesi pertama Kamis (16/6) BINA ditutup melesat 4,17% ke harga Rp 5.125/unit.

Kenaikan harga saham BINA melanjutkan apresiasi yang sudah terjadi selama 10 hari beruntun yang melesatkan BINA dari harga RP 1.830/unit atau 180%.Tak hanya dalam 2 pekan terakhir, dalam 3 bulan saham BINA juga sudah terbang 292% dan sudah naik 642% sejak awal tahun sehingga BEI terpaksa memberikan cap UMA terhadap saham bank mini ini.

6.Ada Land Bank 1.280 Ha, Emiten Properti Sinarmas Bidik Rp 2 T

Emiten properti dan real estate PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI), entitas anak PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menargetkan pada tahun ini bisa memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp 2,05 triliun.

Perseroan meyakini sektor properti akan kembali pulih meskipun masih menghadapi pandemi Covid-19.

"Kami menargetkan tahun 2021 dapat meraih pendapatan usaha sebesar Rp 2,05 triliun atau tumbuh 19% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya" kata Direktur Utama DUTI, Teky Mailoa, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/6/2021).

7.Keluarga Riady Borong 1 Juta Saham Multipolar

Keluarga Mochtar Riady dari Grup Lippo, melalui PT Inti Anugrah Pratama (IAP) memborong sebanyak 1 juta saham PT Multipolar Tbk (MLPL) atau setara 0,007% saham perseroan. MLPL juga menjadi holding dari beberapa perusahaan Grup Lippo.

IAP adalah pemegang saham pengendali Multipolar yang dimiliki keluarga Riady.

Mengacu data keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen Multipolar kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi pembelian saham tersebut dilakukan pada 18 Juni 2021 dengan harga pelaksanaan Rp 684 per saham. Dengan demikian, keluarga Riady merogoh kocek sebesar Rp 684 juta.

"Tujuan investasi transaksi dengan status kepemilikan langsung," kata Direktur Multipolar Agus Arismunandar, Kamis (24/6/2021).

Setelah transaksi ini, porsi kepemilikan IAP di saham Multipolar meningkat menjadi sebesar 66,47% saham dari sebelumnya 66,46%.

8.Tiphone PKPU & Mau Delisting, BCA Tagih Piutang Rp 636 M

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyebutkan akan melakukan penyelamatan kredit terhadap PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE). Hal ini dilakukan sesuai dengan rencana perdamaian dalam penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang dijalankan perusahaan tersebut tahun lalu.

EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan upaya ini dilakukan BCA sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

"BCA akan tetap melakukan upaya penyelamatan kredit Tiphone Mobile Indonesia sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku," kata Hera kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/6/2021) malam.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular