Roundup

Lippo Borong 1 Juta Saham MLPL, INCO Garap Smelter Nikel

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 June 2021 09:15
Chief Executive Officer PT. Lippo Karawaci, Tbk, John Riady

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik terjerembab ke zona merah pada perdagangan Kamis kemarin (24/6) meskipun pelaku pasar asing mencatatkan pembelian bersih (net buy).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,37% ke level 6.012,05 poin dengan nilai transaksi Rp 9,30 triliun. Asing mencatatkan net buy sebesar Rp 86,79 miliar. Sejak awal tahun, net buy asing mencapai Rp 17,01 triliun.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Jumat ini (25/6/2021):

1.Garap Smelter Nikel Bahodopi, INCO Gandeng 2 Korporasi China

Emiten pertambangan nikel, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menggandeng dua korporasi asal China untuk membangun proyek smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah.

Dua perusahaan yang menjadi mitra tersebut ialah Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (Taigang) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai). Perseroan bersama Taigang dan Xinhai telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerjasama proyek untuk fasilitas pengolahan nikel Bahodopi.

Dalam perjanjian tersebut disepakati, Vale Indonesia, Taigang dan Xinhai akan membentuk perusahaan patungan (JV Co) untuk membangun fasilitas pengolahan nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah.

JV Co akan membangun delapan lini pengolahan feronikel rotary kiln-electric furnace dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.

Semua pihak juga menyetujui Vale Indonesia akan memiliki 49% saham JV Co dan mitra akan memiliki 51% saham dan menyetujui bahwa kebutuhan listrik akan bersumber dari pembangkit listrik tenaga gas untuk mendukung komitmen Vale Indonesia dalam mengurangi emisi karbon.

2.Bayar Utang, Emiten Migas Bakrie Rights Issue Rp 1,8 T

Emiten migas Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), mengumumkan telah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai rencana penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights isssue.

Jumlah saham baru yang akan diterbitkan dalam rights issue ini sebanyak 14,47 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 126 per saham. Dengan demikian, dari rights issue ini, perseroan akan memperoleh dana sekitar Rp 1,82 triliun.

Direktur Utama dan CEO ENRG, Syailendra S. Bakrie menyampaikan, periode pelaksanaan PUT tersebut akan dilaksanakan pada 6-14 Juli 2021. Adapun cum date pada 30 Juni 2021 di pasar reguler dan negosiasi dan 2 Juli di pasar tunai. Sedangkan, ex date dijadwalkan pada 1 Juli 2021 di pasar reguler dan pasar negosiasi dan 5 Juli 2021 di pasar tunai.

3.MPPA Gelar RUPSLB Private Placement

Emiten pengelola Hypermart milik Grup Lippo, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 16 Juli 2021 di Hotel Aryaduta Lippo Village, Tangerang.

Dalam salah satu agenda RUPSLB, perusahaan akan meminta persetujuan pemegang saham mengenai rencana Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Melalui private placement tersebut, Matahari Putra Prima akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 752.914.792 saham yang mewakili sebanyak-banyaknya 10% saham baru dari jumlah saham perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh.

4.Geser Iqbal Latanro, Eks Bos Taspen Jadi Komisaris Pefindo

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) lembaga rating nasional, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merombak susunan pengurus perusahaan dengan mengangkat komisaris baru.

Rapat tersebut menyetujui pengangkatan Iman Firmansyah sebagai anggota Dewan Komisaris Pefindo periode 2020-2024.

Iman Firmansyah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Investasi pada PT Taspen (Persero).

Iman Firmansyah diangkat untuk jabatan Komisaris Pefindo menggantikan Iqbal Latanro yang mengundurkan diri karena diangkat sebagai Wakil Komisaris Utama dan Komisaris Independen di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Sementara itu, Darsono yang habis masa jabatannya sebagai Komisaris Utama Pefindo pada penutupan RUPST 2021 diangkat kembali oleh pemegang saham untuk menduduki posisi Komisaris Utama Pefindo untuk periode 2021-2025.

NEXT: Simak Kabar Emiten Lainnya

5.Meroket 600%, Saham Bank Anthony Salim Masuk Radar BEI

Pergerakan harga saham yang liar membuat sebuah saham bank mini alias Bank BUKU II (Bank dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun) masuk radar pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena terjadi peningkatan harga saham di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

Saham tersebut adalah bank kecil yang dikendalikan oleh Bos Indofood, Anthony Salim yakni PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) yang terus melesat kencang beberapa hari terakhir. Pada perdagangan sesi pertama Kamis (16/6) BINA ditutup melesat 4,17% ke harga Rp 5.125/unit.

Kenaikan harga saham BINA melanjutkan apresiasi yang sudah terjadi selama 10 hari beruntun yang melesatkan BINA dari harga RP 1.830/unit atau 180%.Tak hanya dalam 2 pekan terakhir, dalam 3 bulan saham BINA juga sudah terbang 292% dan sudah naik 642% sejak awal tahun sehingga BEI terpaksa memberikan cap UMA terhadap saham bank mini ini.

6.Ada Land Bank 1.280 Ha, Emiten Properti Sinarmas Bidik Rp 2 T

Emiten properti dan real estate PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI), entitas anak PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menargetkan pada tahun ini bisa memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp 2,05 triliun.

Perseroan meyakini sektor properti akan kembali pulih meskipun masih menghadapi pandemi Covid-19.

"Kami menargetkan tahun 2021 dapat meraih pendapatan usaha sebesar Rp 2,05 triliun atau tumbuh 19% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya" kata Direktur Utama DUTI, Teky Mailoa, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/6/2021).

7.Keluarga Riady Borong 1 Juta Saham Multipolar

Keluarga Mochtar Riady dari Grup Lippo, melalui PT Inti Anugrah Pratama (IAP) memborong sebanyak 1 juta saham PT Multipolar Tbk (MLPL) atau setara 0,007% saham perseroan. MLPL juga menjadi holding dari beberapa perusahaan Grup Lippo.

IAP adalah pemegang saham pengendali Multipolar yang dimiliki keluarga Riady.

Mengacu data keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen Multipolar kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi pembelian saham tersebut dilakukan pada 18 Juni 2021 dengan harga pelaksanaan Rp 684 per saham. Dengan demikian, keluarga Riady merogoh kocek sebesar Rp 684 juta.

"Tujuan investasi transaksi dengan status kepemilikan langsung," kata Direktur Multipolar Agus Arismunandar, Kamis (24/6/2021).

Setelah transaksi ini, porsi kepemilikan IAP di saham Multipolar meningkat menjadi sebesar 66,47% saham dari sebelumnya 66,46%.

8.Tiphone PKPU & Mau Delisting, BCA Tagih Piutang Rp 636 M

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyebutkan akan melakukan penyelamatan kredit terhadap PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE). Hal ini dilakukan sesuai dengan rencana perdamaian dalam penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang dijalankan perusahaan tersebut tahun lalu.

EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan upaya ini dilakukan BCA sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

"BCA akan tetap melakukan upaya penyelamatan kredit Tiphone Mobile Indonesia sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku," kata Hera kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/6/2021) malam.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Giliran Saham Grup Lippo Lari Kencang, Awas Kolesterol Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular