
Bukan Big Cap, 10 Saham Ini Ramai Banget Frekuensinya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham berkapitalisasi jumbo alias big cap mayoritas tak masuk dalam jajaran saham paling aktif berdasarkan frekuensi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis kemarin (24/6/2021).
Data BEI mencatat, saham paling aktif frekuensi perdagangannya yakni PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) sebanyak 46.875 kali dan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) 28.442 kali.
Sementara jika berdasarkan nilai transaksi, saham paling aktif yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 349 miliar dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp 332 miliar.
Dua saham ini masuk big cap alias saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun. Kapitalisasi pasar BBCA tembus Rp 766 triliun dan kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 322 triliun.
Sementara dari sisi teraktif berdasarkan volume perdagangan, ada saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) 2,1 miliar saham dan PNBS sebanyak 1,7 miliar saham.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ambles kemarin setelah ditup turun 0,37% ke posisi 6.012,056 pada penutupan sesi II perdagangan Kamis (24/6).
Menurut data BEI, ada 199 saham naik, 294 saham merosot dan 145 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,35 triliun dan volume perdagangan mencapai 19,05 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 47,83 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih (net buy) di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 38,09 miliar.
10 Saham Frekuensi (X) Teraktif, Kamis (24/6)
1. Panin Dubai Syariah (PNBS), frekuensi 46.875 x, saham +14,81% Rp 155
2. Kioson Komersial (KIOS), 28.442 x, saham +11,39% Rp 880
3. Bumi Resources Minerals (BRMS), 28.286 x, saham flat Rp 105
4. MNC Investama (BHIT), 23.090 x, saham -6,38% Rp 88
5. MNC Vision (IPTV), 18.702 x, saham +2,27% Rp 270
6. Bank MNC (BABP), 17.832 x, saham -5,62% Rp 302
7. Smartfren (FREN), 17.116 x, saham -2,24% Rp 131
8. Bank Central Asia (BBCA), 16.973 x, saham -0,32% Rp 31.050
9. Panca Mitra (PMMP), 16.847 x, saham +7,84% Rp 440
10. Bank Harda (BBHI), 16.383 x, saham +25% Rp 3.250
Tim Riset CNBC Indonesia menilai, kenaikan kasus Covid-19 masih menjadi sentimen negatif bagi IHSG.
Koreksi IHSG juga terjadi di tengah bursa Eropa yang dibuka menghijau kemarin. Penguatan tersebut dipicu komentar bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome di depan Kongres yang menyatakan bahwa tekanan inflasi di Negara Adidaya tersebut bersifat temporer.
Investor pun kini mengalihkan pandangan ke data klaim tunjangan pengangguran AS untuk melihat sejauh mana pemulihan ekonomi berjalan.
The Fed juga akan merilis uji tekanan (stress test) pada malam nanti, yang hasilnya akan menunjukkan sejauh mana perbankan bertahan di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi.
Kemarin, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga melaporkan ada tambahan 20.574 kasus Covid-19. Ini merupakan rekor selama pandemi Covid-19.
"Teman-teman media, mungkin sudah bisa dilihat ya hari ini peningkatan kasus konfirmasi positif cukup signifikan naiknya. Ini semakin membuat kita untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers.
Analis PT Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi, menilai penting bagi investor, di tengah tingginya kasus Covid-19, untuk memperbesar alokasi di saham-saham defensif seperti emiten konsumer dan telekomunikasi.
"Yang memang masih ingin alokasikan di saham secara besar sudah mulai parsial, atau memperbesar alokasi saham-saham defensif seperti consumer good, atau telco tapi ngga semua," kata Muhammad Wafi dalam Investime.
Pemilihan kedua sektor saham itu karena dinilai masih bisa bertahan di tengah goncangan pandemi Covid-19. Masyarakat terus masuk ke sektor consumer good maupun telekomunikasi setiap harinya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ajib! Saham-saham Bank Syariah Meroket, Dipimpin BANK & BRIS
