
Wow! Saham Bank Milik CT Tembus Rp 3.250, Bank Salim Rp 5.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,37% ke level 6.012,05 setelah sempat dibuka hijau pada perdagangan Kamis sore ini (24/6/2021).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, di tengah koreksi IHSG terdapat dua saham bank BUKU II (bank dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun) yang berhasil melesat kencang.
Kedua saham tersebut adalah PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) yang sudah berganti nama menjadi PT Allo Bank Indonesia, Bank ini baru diakuisisi oleh Mega Corpora dan dikendalikan oleh pengusaha Chairul Tanjung (CT).
Satu bank lainnya yakni PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) yang dikendalikan oleh bos Indofood Anthony Salim.
Tercatat BBHI berhasil melesat kencang ke level Auto Reject Atas (ARA, kenaikan tertinggi 25% dalam sehari) di mana BBHI melesat dengan kenaikan tepat 25% ke level harga Rp 3.250/unit.
Sedangkan saham BINA juga berhasil melesat 7,22% ke level harga Rp 5.275/unit.
Kenaikan ini menyebabkan BBHI saat ini berada di level tertinggi sepanjang masanya alias all time high.
Selain melesat kencang, nilai transaksi kedua saham juga tergolong ramai di mana BBHI ditransaksikan senilai Rp 123 miliar dan BINA ditransaksikan senilai Rp 36 miliar.
Kenaikan kedua saham tak lepas dari kedua taipan yang siap menyuntikkan dana ke kedua emiten tersebut melalui mekanisme rights issue alias Penambahan Modal dengan Hak Memegang Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).
Tercatat BBHI berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 7.498.501.696 saham baru atau sebesar 179,20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan dengan nominal Rp 100/saham dengan harga penebusan yang sama.
PT Mega Corpora selaku pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 73,71% akan mengambil bagian seluruh HMETD yang menjadi haknya dan siap menjadi pembeli siaga dalam aksi korporasi HMETD kali ini.
Tercatat tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD di pasar reguler adalah di tanggal 8 Juli 2021 sedangkan periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD dimulai dari tanggal 14 Juli hingga 21 Juli 2021 dengan penjatahan saham baru paling lambat di tanggal 26 Juli 2021.
Selanjutnya arah bisnis digitalisasi BBHI juga sudah dibuka langsung oleh sang pemilik, Chairul Tanjung dalam wawancaranya dengan media Jepang, Nikkei.
Bank mini tersebut bakal disulap untuk menjadi bank digital CT Corp.
Saat ini perizinan untuk menjadi bank digital sedang dipersiapkan dan bakal diserahkan kepada pihak berwenang pada akhir Juni nanti.
CT berharap untuk mendapatkan persetujuan dalam dua hingga tiga bulan.
Aplikasi perbankan digital juga akan memiliki fungsi ganda sebagai super apps di mana pengguna dapat melakukan pembelian dalam ekosistem CT Corp.
Saat ditanya soal persaingan dengan start up teknologi lain yang sudah lebih dulu menjadi super apps, CT tetap optimistis bahwa ekosistem miliknya masih tetap kompetitif.
"Model bisnis mereka membakar uang untuk mendapatkan pelanggan. Pelanggan tidak setia. Jika orang lain membakar uang, mereka akan pindah," kata CT sebagaimana dikutip dari Nikkei Asia.
Hal tersebut berbeda dengan ekosistem usaha CT yang sudah established dan memiliki pelanggan yang loyal.
Ditambah dengan pendekatan big data analytics yang bisa diintegrasikan melalui berbagai unit usahanya CT yakin tak perlu 'membakar uang' karena memang dilandasi juga oleh kebutuhan konsumen.
Sedangkan BINA juga berencana melakukan aksi korporasi yang serupa di mana BINA akan melepas sebanyak-banyaknya 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Dengan disetujuinya rights issue ini, Anthony Salim, selaku ultimate shareholder berpeluang menambah porsi kepemilikan sahamnya pada Bank Ina.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham