
Bursa Asia Cenderung Flat, IHSG Lagi-lagi Loyo Sendirian

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali ditutup di zona hijau cenderung flat pada perdagangan Kamis (24/6/2021), di tengah antisipasi investor atas rilis beberapa data ekonomi. Investor juga sembari mencerna pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) terkait arah kebijakan moneter ke depan.
Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,23% ke level 28.882,46, Shanghai Composite China naik tipis 0,01% ke 3.566,44, Straits Times Singapura juga naik tipis 0,03% ke 3.119,62, dan KOSPI Korea Selatan terpantau tumbuh 0,3% ke 3.286,10.
Sedangkan untuk indeks Nikkei Jepang ditutup stagnan di level 28.875,23 pada hari ini.
Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini kembali ditutup melemah 0,37% ke level 6.012,05.
Indeks harga produsen (producer price index/PPI) bulanan China kemungkinan akan naik 10% pada Juni tahun ini. Kenaikan PPI ini dapat menambah tekanan pada konsumen hilir, seperti yang diungkapkan oleh seorang pejabat senior pengawas perbankan dan asuransi China pada sebuah forum di Beijing hari ini.
Di lain sisi, Presiden AS Joe Biden memerintahkan larangan impor AS atas bahan panel surya utama dari Hoshine Silicon Industry Co. yang berbasis di China atas tuduhan kerja paksa.
Dari seputar komoditas China, Departemen Penetapan Harga Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) dan regulator pasar negara itu telah mengirim tim ke berbagai provinsi dan kota di China untuk menyelidiki kenaikan harga dan pasokan komoditas.
Namun, penguatan sebagian besar pasar saham Asia hari ini masih dipicu komentar bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell di depan Kongres yang menyatakan bahwa tekanan inflasi di Negara Adidaya tersebut bersifat temporer.
Investor pun kini mengalihkan pandangan ke data klaim tunjangan pengangguran AS untuk melihat sejauh mana pemulihan ekonomi berjalan.
The Fed juga akan merilis uji tekanan (stress test) pada malam nanti, yang hasilnya akan menunjukkan sejauh mana perbankan bertahan di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi.
Di Eropa, data aktivitas manufaktur yang kuat pada Rabu (23/6/2021) juga turut menjadi sentimen positif, sementara angka manufaktur ISM akan dirilis minggu depan.
Di Inggris, investor memantau pengumuman suku bunga acuan oleh bank sentral Inggris (Bank of England/BoE). Bank sentral Negeri Ratu Elizabeth II tersebut diperkirakan menahan suku bunga acuan di level rendah dan mempertahankan program pembelian aset di pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
