Corona RI Rekor, Investor Waswas! IHSG Merah di Sesi 1

Putra, CNBC Indonesia
24 June 2021 11:47
bursa efek Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan apresiasi 0,29% ke level 6.052,08. Selang penutupan sesi pertama IHSG terpantau malah ambruk ke zona merah dengan koreksi 0,32% ke level 6.015,04 pada perdagangan Kamis (24/6/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 5,1 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 31 miliar di pasar reguler. Tapi di pasar nego dan tunai, asing masuk Rp 48 miliar.

Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 20 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 38 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) yang dilego Rp 25 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang dijual Rp 39 miliar.

Data terbaru menunjukkan pandemi semakin ganas.

Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona di Indonesia per 23 Juni 2021 adalah 2.033.421 orang. Bertambah 15.308 orang dari hari sebelumnya, rekor tertinggi penambahan pasien harian sejak kasus perdana diumumkan pada awal Maret tahun lalu.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 11.169 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.131 orang.

Angka kasus aktif terus bertambah. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun mandiri. Data ini mencerminkan seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan.

Per 23 Juni 2021, angka kasus aktif ada di 160.524 orang. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang sebanyak 152.686 orang dan menjadi yang tertinggi sejak 13 Februari 2021.

Lonjakan kasus corona membuat pemerintah mengetatkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum memilih opsi karantina wilayah atau lockdown untuk menekan penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

Menurut Kepala Negara, PPKM bila dijalankan secara murni dan konsekuen akan mampu membatasi aktivitas masyarakat tanpa mengorbankan aspek ekonomi.

"Pemerintah telah memutuskan PPKM Mikro masih menjadi kebijakan paling tepat untuk hentikan laju penularan. Pemerintah melihat bahwa kebijakan PPKM Mikro masih menjadi yang kebijakan yang paling tepat untuk konteks saat ini karena bisa berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat.

"Saya sampaikan bahwa PPKM Mikro danlockdownmemiliki esensi yang sama yaitu membatasi kegiatan masyarakat. Untuk itu tidak perlu dipertentangkan. Jika PPKM mikro terimplementasi dengan baik, tindakan-tindakan di lapangan yang terus diperkuat, semestinya laju kasus bisa terkendali," jelas Jokowi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular