Analisis Teknikal

Grafik Kasus Corona Tinggi Sekali! Grafik IHSG akan Nyungsep?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 June 2021 08:20
A health worker conducts a swab test for the new coronavirus in Bekasi on the outskirts of Jakarta, Indonesia, Tuesday, May 5, 2020. (AP Photo/Achmad Ibrahim)
Foto: Penumpang KRL Bekasi Tes Swab Massal COVID -19. (AP/Achmad Ibrahim)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu kemarin sempat menguat ke 6.130, sebelum berbalik merosot dan mengakhiri perdagangan di 6.034,543, melemah 0,88%.

Di perdagangan sesi I Rabu kemarin (23/6), IHSG bolak-balik menguat dan ke zona merah, tetapi di sesi II kemerosotan tak terbendung.

Kasus penyakit virus corona (Covid-19) di dalam negeri menjadi perhatian utama. Sayanganya, bukannya menurun, penambahan kasus Covid-19 justru mencetak rekor tertinggi sepanjang masa kemarin.

Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona di Indonesia per 23 Juni 2021 adalah 2.033.421 orang. Bertambah 15.308 orang dari hari sebelumnya, rekor tertinggi penambahan pasien harian sejak kasus perdana diumumkan pada awal Maret tahun lalu.

Dari total kasus tersebut, angka kasus aktif sebanyak 160.524 orang. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang sebanyak 152.686 orang dan menjadi yang tertinggi sejak 13 Februari 2021.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 11.169 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.131 orang.

Guna meredam penyebaran Covid-19, membuat pemerintah mengetatkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Tetapi tentu ada risiko akan lebih diketatkan jika grafik kasus Covid-19 terus menanjak.

Hal tersebut tentunya berisiko menghambat pemulihan ekonomi, yang memberikan sentimen negatif ke pasar saham.

Secara teknikal, rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) di kisaran 6.090 hingga 6.100, terbukti menjadi resisten kuat. Dalam 2 hari terakhir, IHSG gagal mengakhiri perdagangan di atasnya.

Jika masih tertahan di bawahnya, risiko IHSG mengalami pelemahan cukup besar. Apalagi melihat indikator stochastic pada grafik harian berada di wilayah overbought dan mulai bergerak turun.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Support pada perdagangan Rabu kemarin 6.040, yang sudah dilewati IHSG kini menjadi resisten terdekat. Selama tertahan di bawahnya, IHSG berisiko menguji level psikologis 6.000. Target selanjutnya jika level tersebut dilewati ke kisaran 5.980 yang merupakan MA 50.

Sementara jika mampu kembali ke atas 6.040, IHSG berpeluang naik ke MA 100. Untuk bisa melaju lebih kencang, IHSG perlu mengakhiri perdagangan hari ini di atas level tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular