
TELE Mau Delisting, Duh Nasib Duit TLKM, BCA & BRI Bagaimana?

TELE juga baru merilis laporan keuangan. Tapi bukan kuartal I-2021 dan Desember 2020, melainkan laporan keuangan kuartal I-2020.
Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 2,90 triliun pada kuartal pertama tahun 2020, turun 59,06% dari periode yang sama tahun sebelumnya sejumlah Rp 6,61 triliun.
Penurunan laba tersebut menyebabkan perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 186,67 miliar dari tahun sebelumnya di mana perusahaan masih memperoleh laba bersih senilai Rp 52,52 miliar.
Selain itu kondisi aset dan kewajiban utang perusahaan juga semakin memburuk.
Aset perusahaan tercatat turun 5,52% menjadi Rp 2,79 triliun dari semula Rp 2,95 triliun, dengan aset lancar tercatat sebesar 1,74 triliun dan kas perusahaan sebesar Rp 337,76 miliar.
Di sisi lain liabilitas perusahaan mengalami peningkatan dari semula Rp 4,60 triliun naik menjadi Rp 4,82 triliun dengan lebih dari 85% nya merupakan kewajiban jangka pendek.
Liabilitas perusahaan yang jauh lebih besar dari pada nilai aset yang dimiliki menjadikan perusahaan mengalami defisiensi modal, dengan ekuitas tercatat berada di angka negatif Rp 2,02 triliun meningkat 23% dari posisi sebelumnya sebesar negatif Rp 1,64 triliun.
NEXT: Deretan KreditorĀ PKPU
(tas/tas)