Siap-siap! Emiten Luhut Mau Rights Issue 1,88 Miliar Saham

Market - Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
22 June 2021 15:25
Menko Maritim Luhut Pandjaitan (CNBC Indonesia/Efrem) Foto: Menko Maritim Luhut Pandjaitan (CNBC Indonesia/Efrem)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan batu bara, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) berencana menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT).

Aksi korporasi ini sudah mendapat restu pemegang saham dalam Rapat umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan perseroan pada Kamis, 17 Juni 2021.

Emiten yang dulu bernama Toba Bara Sejahtra ini akan melaksanakan rights issue sebanyak-banyaknya 1,88 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

"Saham yang akan ditawarkan kepada para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum Terbatas tersebut seluruhnya merupakan saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan serta mempunyai hak yang sama," tulis pengumuman TOBA, dikutip Selasa (22/6/2021).

Tanggal periode pelaksanaan rights issue tersebut akan ditentukan kemudian oleh perseroan dengan ketentuan bahwa jangka waktu persetujuan Rapat yang menyetujui pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas ini sampai dengan tanggal efektif Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak lebih dari 12 bulan.

Nantinya, seluruh dana yang diperoleh perseroan sebagai hasil dari pelaksanaan penambahan modal perseroan melalui penawaran umum terbatas, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban perseroan, akan dipergunakan untuk memperkokoh struktur permodalan perseroan yaitu seluruhnya akan digunakan untuk membiayai kegiatan investasi serta untuk kegiatan secara umum.

Bersamaan dengan RUPSLB, perseroan juga melaksanakan RUPS Tahunan yang di antaranya menyetujui penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2020 sebesar US$ 24,56 juta di antaranya sebesar US$ 245,63 ribu akan disisihkan sebagai dana cadangan.

Sisanya, sebesar US$24,31 juta ditetapkan sebagai laba ditahan perseroan untuk memperkuat permodalan jangka panjang dan dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis serta rencana investasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada investasi pada bisnis ketenagalistrikan.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut sebelumnya membeberkan kepemilikan sahamnya di TOBA yang dimiliki lewat PT Toba Sejahtra.

"Saya mempunyai saham di Toba Bara Sejahtra, tapi sekarang saya tinggal 10 persen di situ [Toba Bara Sejahtra], itu saja," kata Luhut di kantornya, Rabu (27/2), dikutip CNN Indonesia.

Per Desember 2019, secara detail, pemegang saham TOBA yakni Highland Strategic Holding Pte Ltd (HSH) sebesar 61,91%, Bintang Bara BV 10%, PT Toba Sejahtra 10%, PT Bara Makmur Abadi 6,25%, PT Sinergi Sukses Utama 5,10%, dan publik 6,74%.

Per September 2020, pemegang sahamnya yakni HSH 61,91%, Bintang Bara 10%, Toba Sejahtra 10%, Bara Makmur Abadi 6,25%, Sinergi 5,10% dan publik 6,74%.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Menko Luhut Sebut Korupsi Menghambat Investasi ke RI


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading