Corona RI 'Meledak', Saham Farmasi Pesta Pora Kena ARA

Putra, CNBC Indonesia
21 June 2021 11:05
Warga menjalani test antigen untuk mendeteksi Covid-19 di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta, Selasa (8/6). Satu RT di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur, yakni RT 11, menerapkan lockdown atau penguncian wilayah sementara usai 22 warga dinyatakan positif covid-19.kasus aktif Covid-19 di wilayah RT 11/09 tersebut berasal dari klaster keluarga, namun ada kemungkinan besar juga berasal dari klaster kerumunan mengingat di wilayah tersebut terdapat taman yang digunakan oleh para warga secara bebas dalam beraktivitas. Dalam menangani kasus aktif Covid-19 di wilayah tersebut, pihaknya tak hanya menerapkan mikro-lockdown. Namun juga turut mendistribusikan bantuan-bantuan terhadap warga yang terdampak agar dapat melewati masa pandemi Covid-19. Puluhan warga yang positif itu kini menjalani isolasi di berbagai tempat. Bagi yang bergejala, dibawa ke rumah sakit, sisanya menjalani isolasi di Wisma Atlet dan rumah masing-masing.a (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Warga menjalani test antigen untuk mendeteksi Covid-19 di pemukiman yang menerapkan lockdown mikro di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta, Selasa (8/6/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia Di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,89% akibat 'meledak'nya kasus Covid-19, saham-saham farmasi serta sektor pendukungnya kembali melesat kencang jelang penutupan perdagangan sesi I, Senin ini (21/6/2021).

Tercatat dari 8 saham farmasi raksasa dengan likuiditas perdagangan yang mumpuni seluruhnya berhasil menghijau bahkan 7 di antaranya melesat dua digit dan 3 di antaranya terkena ARA (Auto Rejection Atas, kenaikan maksimal 25% dalam sehari).

Simak gerak saham farmasi pada perdagangan hari ini.

Tercatat kenaikan hari ini dipimpin oleh saham distributor jarum suntik PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) yang berhasil melesat kencang ke level ARA 24,91% ke level harga Rp 1.755/unit.

Selain itu duo saham farmasi Pelat Merah juga terkena level ARA yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) yang masing-masing terbang 24,89% dan 24,64% ke level harga RP 2.910/unit dan Rp 2.580/unit.

Selain itu anak usaha KAEF yakni PT Phapros Tbk (PEHA) juga sukses melesat kencang dengan kenaikan 23,35% ke harga Rp 1.400/unit dan menduduki peringkat keempat apresiasi.

Sedangkan untuk saham farmasi dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang melesat 7,72% ke level harga Rp 1.465/unit.

Kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri masih menjadi sentimen utama yang diperhatikan investor untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini, sehingga indeks diperkirakan masih melemah seiring dengan masing tingginya kenaikan kasus positif Covid.

Per 20 Juni 2021, jumlah pasien positif corona tercatat 1.989.909 orang. Bertambah 13.737 orang (0,7%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Tambahan pasien positif 13.737 orang dalam sehari adalah yang tertinggi sejak 30 Januari 2021. Sementara laju pertumbuhan 0,7% menjadi yang tercepat sejak 23 Februari 2021.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 9.562 orang dalam sehari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 5.773 orang per hari.

Selama dua pekan terakhir, pertumbuhan pasien positif adalah 0,5% saban harinya. Lebih cepat daripada rerata dua minggu sebelumnya yakni 0,32% per hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Liar Lagi! Saham Farmasi Sebagian Terbang, KLBF-SOHO Tumbang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular