Usai Drop ke Level Terendah 4 Bulan, Dolar Australia Diborong

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 June 2021 11:22
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia sepanjang pekan lalu merosot melawan rupiah hingga menyentuh level terendah dalam lebih dari 4 bulan terakhir. Penurunan tersebut memicu aksi bargain hunting yang membuat Mata Uang Kanguru menguat pada perdagangan Senin (21/6/2021).

Pada pukul 10.42 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.781,28, dolar Australia menguat 0,34% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sepanjang pekan lalu, dolar Australia merosot 1,7% ke Rp 10744,45/AU$ yang merupakan level terendah sejak 8 Februari.

Jika dilihat lebih ke belakang, dolar Australia pada pertengahan April lalu menyentuh level tertinggi dalam nyaris 7 tahun terakhir di Rp 11.331/AU$. Tetapi sejak saat itu terus mengalami penurunan hingga pekan lalu. Sepanjang periode tersebut total penurunannya sebesar 5,2%.

Melihat penurunan tersebut, dolar Australia tentu terlihat murah, apalagi rupiah sedang mendapat tekanan dari lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia. Alhasil aksi bargain hunting muncul, membuat dolar Australia naik hari ini.

Meski demikian, dolar Australia masih sulit untuk kembali ke atas Rp 11.000/US$, setidaknya hingga ada kejelasan masalah apakah program pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) akan diperpanjang atau tidak.

Gubernur RBA, Philip Lowe, pada pekan lalu mengatakan akan melakukan review apakah akan memperpanjang program QE pada rapat kebijakan bulan depan.

Nilai QE RBA saat ini sebesar AU$ 100 miliar (US$ 77 miliar) dan akan berakhir di bulan September. Perpanjangan QE tersebut artinya likuiditas masih terus bertambah yang membuat dolar Australia sulit menguat.

Selain itu, Lowe mengatakan saat ini tanda-tanda kenaikan upah serta inflasi masih terlihat minim.

"Untuk inflasi masih akan berada di rentang 2%-3%, pertumbuhan upah perlu lebih tinggi dibandingkan saat ini" kata Lowe dalam sebuah konferensi di Australian Farm Institute, Kamis (17/6/2021).

Padahal, pasar tenaga kerja sudah menunjukkan perbaikan.

Biro Statistik Australia hari ini melaporkan tingkat pengangguran bulan Mei turun menjadi 5,1% dari sebelumnya 5,5%. Penurunan yang tajam, bahkan berada di level terendah sejak Februari 2020, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan sebelum tingkat pengangguran Australia mulai dalam tren menanjak akibat lockdown.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular