
Demi Keuangan Sehat, Ini Dia Protokol 3M Saat Investasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membuat masyarakat harus selalu menerapkan pola hidup bersih sehat. Selain itu, masyarakat juga harus menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan sabun, dan menjaga jarak (3M). Bukan hanya untuk kesehatan fisik, dalam keuangan dan berinvestasi pun kita membutuhkan 3M (Money, Mindset, dan Method).
Dengan menerapkan 3M dalam berinvestasi maka keuangan pun bisa sehat, dan tujuan masa depan pun bisa tercapai. Berikut tiga protokol kesehatan dalam investasi:
1. Money (Keuangan)
Sebelum memilih instrumen investasi, pastikan memiliki alokasi dana dalam rencana keuangan kamu. Ingat, uang yang digunakan dalam berinvestasi yakni uang dingin atau dengan kata lain uang yang sudah disisihkan untuk kebutuhan masa depan dan tidak akan digunakan untuk masa sekarang. Jangan gunakan uang yang dilakokasikan untuk kebutuhan sehari-hari dan jangan menggunakan dana darurat.
Jumlah alokasi investasi yang tepat berbeda-beda bagi setiap orang tergantung tujuan keuangannya. Tapi secara umum, biasanya proporsi investasi terhadap pengeluaran akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia.
2. Mindset (Pola Pikir)
Setelah memiliki dana yang cukup, investor harus memiliki pola pikir yang benar terkait investasi. Investasi berbeda dengan menabung, berdagang (trading), dan tentunya berjudi. Selain itu juga perlu ditanamkan bahwa setiap investasi pasti memiliki risiko yang berbanding lurus dengan potensi imbal hasil yang ditawarkannya.
Investasi juga membutuhkan pengorbanan dari sisi waktu, biaya, dan usaha untuk mencapai hasil yang maksimal, sehingga preferensi/hasil investasi setiap orang pun dapat berbeda-beda. Selain itu, jangan lupa untuk mempelajari setiap instrumen investasi yang akan dipilih sehingga tidak salah pilih.
3. Method (Strategi)
Terakhir, metode investasi yang tepat. Misalnya, dalam berinvestasi saham ada beberapa strategi seperti diversifikasi dan analisis fundamental maupun teknikal, investor pemula tentu membutuhkan pengetahuan terkait bisnis dan keuangan untuk mempelajari karakteristik masing-masing perusahaan atau emiten.
Untuk mempelajari hal tersebut, tentunya kita membutuhkan referensi belajar yang cukup kredibel. Saat ini, perusahaan sekuritas sudah semakin terbuka untuk dapat memberikan akses kepada berbagai macam konten dan kelas edukasi.
Head of Market Development Indo Premier Sekuritas, Banyu Adiputra, mengatakan saat ini yang paling dibutuhkan oleh investor dan terutama calon investor adalah akses terhadap edukasi investasi seluas-luasnya.
"Sebagai market leader, tentu kami merasa memiliki tanggung jawab untuk turut membantu OJK dan BEI dalam meningkatkan literasi investor pasar modal di Indonesia. Kampanye #SemuaBisaInvestasi merupakan cita-cita kami yang sedang diwujudkan dalam berbagai bentuk konten maupun kelas edukasi mengenai investasi secara rutin lewat aplikasi IPOT," ujarnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inovasi Industri untuk Investasi di Indonesia