Ikuti Tren Global, Bursa Eropa Cenderung Melemah di Sesi Awal

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
18 June 2021 14:50
The German share prize index DAX board is photographed early afternoon on the day of the Brexit deal vote of the British parliament in Frankfurt, Germany, January 15, 2019. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Foto: Frankfurt Stock Exchange (DAX) (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak menyamping cenderung melemah pada pembukaan perdagangan Jumat (18/6/2021), karena pemodal masih berpikir ulang menentukan posisi di tengah arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menuju hawkish.

Indeks Stoxx 600 cenderung bergerak flat pada pembukaan, dengan indeks saham sektor asuransi melemah 0,5% memimpin koreksi sedangkan indeks saham sektor perjalanan dan tamasya menguat sebesar 0,3%.

Selang 30 menit kemudian, indeks yang berisi 600 saham unggulan Eropa ini tertekan 0,08 poin (-0,02%) ke 459,25. Indeks FTSE turun 12,1 poin (-0,17%) menjadi 7.141,3 dan DAX Jerman surut 11,6 poin (-0,07%) ke 15.716,04. Namun, indeks CAC Prancis tumbuh 0,6 poin (+0,01%) ke 6.666,85.

Bursa saham di Asia Pasifik bergerak variatif (mixed) setelah investor memantau pergerakan pasar di sektor komoditas yang mengalami koreksi harga akibat penguatan dolar AS dan kebijakan China.

Harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah acuan Eropa (Brent) melemah 0,68% menjadi US$ 72,58 per barel sementara kontrak serupa untuk minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,49% menjadi US$ 70,69/barel.

Di AS, kontrak futures saham AS menguat tipis di sesi pra-pembukaan Jumat, tetapi Dow Jones masih di jalur koreksi mingguan setelah Federal Reserve (The Fed) menaikkan ekspektasi inflasi 2021 dan mempercepat kenaikan suku bunga acuan menjadi 2023.

Dari sisi data, pemodal memantau rilis penjualan ritel Inggris yang drop 1,4% secara bulanan atau berbalik dari ekspektasi ekonom dalam polling Reuters yang memperkirakan ekspansi sebesar 1,6%. Makanan olahan tercatat mencetak koreksi terburuk.

Di Jerman, indeks harga produsen (Producer Price Index /PPI) tercatat melesat 1,5% secara bulanan, atau jauh melampaui proyeksi konsensus pasar yang hanya memperkirakan angka 0,7%. Secara tahun, inflasi dari sisi produsen tersebut melesat 7,2% atau melampaui proyeksi 6,4%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rapat FOMC, Bursa Eropa Dibuka Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular