
Ekspor Tumbuh Tinggi, Kurs Dolar Singapura Naik Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Tanda-tanda bangkitnya perekonomian Singapura terus terlihat, membuat mata uangnya kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (18/6/2021). Di sisi lain, rupiah sedang mendapat tekanan dari lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19).
Pada pukul 11:03 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.735,33, dolar Singapura menguat 0,46% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Data yang dirilis dari Singapura kemarin menunjukkan ekspor non-minyak di bulan Mei melesat 8,8% year-on-year (YoY), lebih tinggi dari kenaikan bulan sebelumnya 6% YoY. Ekspor sangat penting bagi Australia, karena merupakan kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB).
Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura adalah 104,91%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.
Kenaikan ekspor non-minyak yang akan mendorong pertumbuhan PDB tersebut sejalan dengan survei yang dilakukan Bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) terhadap para ekonom menunjukkan proyeksi PDB tumbuh 6,5% di tahun ini. Proyeksi tersebut jauh lebih tinggi ketimbang survei bulan Maret sebesar 5,8%.
Meski para ekonom yang disurvei tersebut menaikkan proyeksinya, tetapi pendapat tersebut bukan merupakan proyeksi MAS.
Proyeksi keniakan PDB tersebut ditopang ekspor non-minyak yang diprediksi tumbuh 7,5% di tahun ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya 6,9%.
Barang non-elektronik menjadi pendorong pertumbuhan ekspor Singapura di bulan Mei. Tercatat, ekspor non-elektronik naik 8,1% dibandingkan kenaikan bulan sebelunmnya 4,7%.
Jika dilihat lebih detail lagi, ekspor mesin meroket 58%, menjadi yang terbesar dari barang non-elektronik, disusul petrokimia 56%.
Peningkatan tajam ekspor Singapura menjadi indikasi perekonomian global sudah mulai membaik, setelah dihantam pandemi Covid-19.
Sayangnya, di Indonesia belakangan ini justru mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Satgas Penanganan Covid-19 mencatat per Kamis (17/6/2021) kasus harian Covid-19 di Indonesia menembus 12.624 kasus, menjadi kenaikan tertinggi sejak 30 Januari lalu.
Lonjakan kasus dalam beberapa pekan terakhir tentunya membuat pelaku pasar cemas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat bisa kembali diterapkan.
Jika PPKM diketatkan, maka pemulihan ekonomi terancam tersendat lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
