Mulai Muncul Prediksi Harga Rights Issue BBRI, Ini Analisanya

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
17 June 2021 14:19
BRI
Foto: BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan melaksanakan rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Adapun jumlah saham yang diterbitkan sebanyak 28,68 miliar saham yang mewakili 23,25% dari total saham BBRI saat ini.

Dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk akuisisi Pegadaian dan PNM untuk membentuk Holding BUMN Ultra Mikro. Pemerintah akan menyetorkan seluruh saham Seri B miliknya (Inbreng) kepada BBRI dalam Pegadaian dan PNM.

Berdasarkan riset CGS CIMB, jika dengan harga pelaksanaan Rp 3.345 per saham, maka total rights issue sekitar Rp 96 triliun atau US$ 7 miliar. Dengan akusiisi Pegadaian dan PNM maka PBV menjadi 1,75x, dimana perkiraan awal PBV 1,5-2.0 kali.

Adapun ekuitas Pegadaian pada Maret 2021 senilai Rp 23,5 triliun dan senilai Rp 48,7 triliun menurut apraisal KJPP dan menyiratkan 1,9 kali PBV. Sementara untuk PNM, ekuitasnya mencapai Rp 5,8 triliun pada Maret dan diperkirakan memiliki valuasi senilai Rp 6,1 triliun yang menyiratkan 1,05 kali PBV.

CGS CIMB menyebutkan untuk penilaian keseluruhan akuisisi gabungan Pegadaian dan PNM dihargai dihargai 1,75x P/BV, yang berada dalam ekspektasi kami sebesar 1,5x-2,0x P/BV.

"Berdasarkan perhitungan kami, harga rights issue tersirat adalah Rp 3.345, untuk total rights ukuran penerbitan Rp 96 triliun," tulis riset tersebut.

Berdasarkan perhitungan dengan data 2020 dan 2019, serta asumsi pemegang saham publik akan mengeksekusi haknya, maka earning per share (EPS) akan turun 9%. Sementara nilai buku per lembar saham atau BVPS akan meningkat 20%. Kemudian return on equity (RoE) kemungkinan juga turun 2-4%, dan Return on Asset (RoA) akan naik 0,1%.

CGS CIMB juga menilai dengan adanya Holding Ultra Mikro ini menambah ketertarikan pada BRI, terutama karena akan masuk Pegadaian yang bisnisnya dinilai potensial.

"Kami mengulangi pandangan kami, terutama mengingat bahwa nilai akuisisi berada dalam ekspektasi pasar."

RoA Pegadaian pun dua kali lipat dibandingkan BRI dalam dua tahun terakhir, sebesar 4,8% pada tahun 2019 dan 2,4% pada tahun 2020. Sementara RoA BRI masing-masing 2,4% dan 1,2%. Kualitas aset Pegadaian juga terjaga, dengan NPL 2020 dan rasio pinjaman yang direstrukturisasi masing-masing hanya 1,8% dan 4,5%.

Adapun Target Price (TP) BBRI menjadi Rp 4.900. BRI juga diperkirakan dapat menurunkan biaya kredit menjadi lebih rendah, dan menjadi peringkat ulang potensial perusahaan, sementara NIM yang lebih rendah adalah risiko penurunan utama.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Integrasi Ultra Mikro Dimulai, Ini Keuntungannya Buat UMKM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular