
Integrasi Ultra Mikro Dimulai, Ini Keuntungannya Buat UMKM

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro yang digagas Kementerian BUMN.
Hadirnya Holding BUMN Ultra Mikro ini diyakini memiliki sejumlah manfaat mulai dari menciptakan ekosistem ultra mikro yang berkualitas sehingga memberikan pertahanan ekonomi. Selain itu hadirnya BUMN Ultra Mikro juga bisa mengurangi kesenjangan dan pemberdayaan pelaku sektor ini, hingga meningkatkan literasi serta inklusi keuangan.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan nantinya model bisnis ultra mikro akan fokus apda pemberdayaan bisnis melalui PNM dan pengembangan bisnis melalui BRI serta Pegadaian. Dengan begitu diharapkan usaha mikro bisa naik kelas. Selain itu, salah satu tujuan holding ini adalah memastikan bahwa terdapatnya penurunan dari bunga pinjaman.
"Ini menjadi konteks yang saya rasa selama ini juga menjadi hambatan bagaimana ultra mikro UMKM tidak mendapatkan bunga yang lebih baik," kata Erick belum lama ini.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memaparkan bahwa holding ini tidak akan mengganggu bisnis masing-masing BUMN namun justru akan membuat BUMN menjadi lebih fokus di segmennya. Adanya Holding Ultra Mikro juga bisa memperluas akses pasar dengan jaringan yang terintegrasi.
"Kami meyakini integrasi tiga entitas usaha ini bisa memberikan layanan usaha yang semakin lengkap, terintegrasi dan luas sehingga targetnya dalam 3 tahun ke depan kita bisa meng-on board sekitar 30 juta nasabah baru di 3 entitas bisnis ini secara terintegrasi," kata Kartika.
Selain itu, adanya holding bisa mendorong efisiensi biaya terutama di PNM dan Pegadaian. Dia menyebut saat ini biaya dana (cost of fund) Pegadaian mencapai 6%-7% dan biaya dana PNM 9%-10%, sedangkan di BRI saat ini memiliki cost of fund sebesar 2,3%.
Hal ini dinilai akan membantu menurunkan biaya dana daripada dua BUMN lainnya sehingga bisa berdampak pada bunga yang akan dikenakan bunga pembiayaan yang lebih rendah. Selain itu juga akan terjadi efisiensi lain dalam bentuk efisiensi jaringan. Sebab kedua BUMN ini akan dapat menghemat biaya ekspansi karena tidak perlu besar-besaran membuka kantor cabang.
Kantor cabang nantinya pun bisa diintegrasikan dengan kantor-kantor BRI, sedangkan Pegadaian sebagai contoh, hanya perlu membangun counter dan safe deposit untuk menyimpan emas atau barang gadai lainnya sehingga biaya pembukaan kantor ke depan akan jauh lebih murah.
"Dan konteks Mekaar, saat ini AO di PNM yang jumlahnya 40 ribu lebih itu akan dilengkapi dengan device digital dan bisa terkoneksi dengan BRI dalam konteks unit desa BRI atau agen BRI sehingga bisa menimbulkan efisiensi karena tidak harus rasio AO terhadap nasabah di Mekaar bisa kita kurangi dengan digitalisasi dan interkoneksi dengan cabang dan unit agen BRI," jelasnya.
Selain itu, untuk sumber daya manusia. Kartika menegaskan bahwa nantinya tidak akan terjadi pengurangan pegawai di masing-masing perusahaan. Malah ke depannya diperkirakan akan terjadi peningkatan benefit kepada pegawai karena makin rendahnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Pegadaian Dukung Penuh Holding Ultra Mikro