
Capex Rp 153 T, Pertamina Lunasi Obligasi Global Rp 5,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menyebutkan tahun ini telah melunasi obligasi yang jatuh tempo senilai US$ 391 juta atau sekitar Rp 5,59 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$. Pelunasan utang ini merupakan bagian dari strategi pengelolaan pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan.
Pjs Senior VP Corporate Communications dan Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina menjalankan beberapa strategi dari sisi keuangan, di antaranya disiplin pembentukan sinking fund (dana yang dibentuk untuk entitas ekonomi tertentu) dan buyback (pembelian kembali) global bond/liability management.
Kemudian, cash management, akselerasi receivables collection antarperusahaan, serta disiplin monitoring hasil investasi.
"Dengan strategi tersebut, perusahaan mampu merealisasikan kemampuan pembayaran obligasi yang jatuh tempo pada tahun 2021 sebesar US$ 391 juta," kata Fajriyah dalam siaran persnya, Rabu (16/6/2021).
Di tahun lalu induk usaha PT PGN Tbk (PGAS), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) ini juga telah melunasi tiga corporate loan dengan outstanding mencapai US$ 549,4 juta (Rp 7,86 triliun).
"Kami melakukan upaya untuk tetap mempertahankan rasio utang dalam kontrol yang wajar sebagai perusahaan yang sehat. Debt to EBITDA tetap kita jaga, dan seluruh aspek keuangan juga dimonitor oleh Kementerian BUMN sebagai pemegang saham," kata dia.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada Desember 2020 lalu, Pertamina memiliki nilai utang obligasi jatuh tempo jatuh tempo tahun ini senilai US$ 391,37 juta.
Kemudian, di tahun depan senilai US$ 1,24 miliar (Rp 17,73 triliun) dan pada 2023 sebesar US$ 1,61 miliar atau sebesar Rp 23 triliun.
Setelah utang obligasi jangka panjang baru akan jatuh tempo berturut-turut pada 2030, 2041, 2041, 2042, 2023, 2044, 2048, 2049, 2050 dan 2060.
Nilai secara total, termasuk yang jatuh tempo di tahun ini mencapai US$ 12,99 miliar (Rp 186 triliun).
Sementara itu, nilai utang bank jangka panjang perusahaan hingga akhir periode yang sama mencapai US$ 2,65 miliar (Rp 38 triliun). Pinjaman ini berasal dari perbankan Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara), bank swasta dalam negeri, dan pinjaman sindikasi serta dari bank asing.
Tahun ini, Pertamina menganggarkan investasi atau belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar US$ 10,7 miliar atau sekitar Rp 153 triliun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Siap IPO Anak Usaha di Q4, Jadi yang Mana Bu Nicke?
