
IHSG Lebil! Sempat Dibuka Merah, tapi Berhasil Pindah Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan terkoreksi 0,29% ke level 6.071,43. Selang 13 menit IHSG terpantau masih terkoreksi 0,20% ke level 6.078,32 pada perdagangan Rabu (16/6/21), tapi pada pukul 09.32 WIB, menguat 0,11% ke level 6.095,86.
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 1,4 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 143 miliar di pasar reguler.
Asing melakukan pembelian di saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebesar Rp 12 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 8 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dilego Rp 171 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dijual Rp 6 miliar.
Merahnya bursa dalam negeri seiring dengan merahnya bursa acuan global Amerika Serikat. Pemicu koreksi tak lain adalah penjualan ritel Mei yang anjlok 1,3% atau lebih buruk dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang mengestimasikan koreksi sebesar 0,7%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat AS belum sepenuhnya pulih meski inflasi meningkat.
Sementara itu, inflasi ke depan-yang tercermin dari indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI) per Mei-berpeluang tumbuh. Indeks PPI dilaporkan naik 6,6% yang merupakan level tertinggi sepanjang sejarah.
Angka itu melampaui proyeksi pasar dalam pollingTradingeconomicsyang mengestimasikan angka 6,4%. Secara bulanan, PPI menguat 0,8% yang juga lebih tinggi dari estimasi pasar berdasarkan polling Dow Jones yang berada di level 0,6%.
Di sisi lain, pelaku pasar menanti kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang bakal mengakhiri rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) malam ini.
Bank sentral terkuat di dunia tersebut diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga, tetapi pasar memantau komentar para pejabatnya seputar inflasi dan kemungkinan pengurangan pembelian (tapering) surat berharga di pasar sekunder.
"Tak harustapering, semakin lama mereka menahan bicara, ketakseimbangan pasar pun meningkat... risiko tapering dan data inflasi tinggi dan kabar seputar RRP/IOER sepertinya akan membuat rapat The Fed kali ini cendering lunak," tutur George Goncalves, Kepala Perencana Makro MUFG, seperti dikutipCNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham