Roundup

Cek 9 Kabar Hot Sebelum Trading, Aksi BRI-Skandal Impor Emas!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
16 June 2021 08:27
Bank BRI. Dok.BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro akhirnya sampai pada tahap akhir, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan menjadi induk usaha BUMN ini. Sejalan dengan itu BRI mengumumkan rencananya untuk melakukan penambahan modal.

Tak hanya itu, sederet peristiwa juga terjadi pada emiten, mulai dari gembok saham hingga aksi korporasi lainnya.

CNBC Indonesia telah merangkum sembilan peristiwa emiten untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Rabu (16/6/2021) dibuka.

1. BRI Mau Rights Issue, Bakal Jadi Pengendali Pegadaian & PNM

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan melaksanakan rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dan rencana penyetoran saham dalam bentuk selain uang (Inbreng) oleh Negara Republik Indonesia selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) perseroan.

Dengan dua aksi korporasi ini, maka BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro.

Selanjutnya, BBRI bersama-sama dengan Pegadaian dan PNM akan mengembangkan bisnis melalui pemberian jasa keuangan di segmen ultra mikro sehingga akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.

2. Bidik Laju Kredit 10-12%, Bos Bank Mandiri Fokus 3 Jurus Ini!

Emiten perbankan BUMN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), memproyeksikan pertumbuhan kredit pada tahun ini bisa tumbuh di rentang 10-12% sejalan dengan mulai pulihnya ekonomi domestik.

Sepanjang tahun 2020, bank bersandi saham BMRI ini tercatat masih mencatatkan kontraksi penyaluran kredit sebesar -1,61% dengan margin bunga bersih (NIM, net interest margin) 4,65% dan cost of credit sebesar 2,35%.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi optimistis, penyaluran kredit tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

3. Dilepas Otto Sugiri, EDGE Ada Pengendali Baru & Tender Offer

Manajemen PT Indointernet Tbk (EDGE) menyebutkan telah terjadi perubahan pengendali perusahaan ke Digital Edge (Hong Kong) Ltd (DE), setelah perusahaan tersebut menguasai kepemilikan sebesar 59,1% dari total saham yang ditempatkan dan disetor perusahaan.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) peningkatan kepemilikan ini dilakukan pada 11 Juni 2021 dengan transaksi sebanyak 189.903.500 saham atau sebanyak 47% di harga Rp 10.495/saham.

"Tidak ada hubungan afiliasi antara DE sebagai pengendali baru dengan Otto Toto Sugiri sebagai pengendali lama Perseroan," tulis manajemen, Selasa (15/6/2021).

4. Dapat Moratorium di Singapura, Berapa Utang Pan Brothers?

Emiten tekstil dan garmen, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) baru mendapatkan moratorium kewajiban terhadap kreditornya dari Pengadilan Tinggi Singapura pada 4 Juni 2021. Perseroan pun akhirnya memberikan penjelasan terkait dengan pertanyaan yang timbul akibat moratorium tersebut.

Moratorium yang diperoleh dari Pengadilan Tinggi Singapura tersebut diberi batas waktu hingga 1 Juli mendatang. Penundaan pembayaran kewajiban tersebut dalam rangka melindungi perusahaan selama proses restrukturisasi utang.

Dalam surat yang ditujukan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) perihal tanggapan atas permintaan penjelasan bursa, manajemen PBRX mengatakan bahwa pengajuan permohonan moratorium di Pengadilan Tinggi Singapura dilakukan untuk melindungi perseroan dan anak usaha perseroan dari kemungkinan adanya tuntutan lain sehingga perseroan bisa fokus dalam menyelesaikan proses rekonstruksi utang di dalam negeri.

5. Emiten Menara Grup Djarum 'Berburu' Akuisisi

Beredar kabar bahwa perusahaan menara telekomunikasi milik Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tengah mengincar perusahaan sejenis untuk diakuisisi. Perusahaan yang menjadi targetnya adalah PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari mengatakan perusahaan memang saat ini tengah berupaya melakukan ekspansi. Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah anorganik atau dengan mengakuisisi perusahaan lain.

"Ekspansi perusahaan bisa bermacam-macam cara. Termasuk organik dan anorganik ya," ucapnya.

Jika dilihat dari industri, belakangan ini banyak perusahaan di sektor telekomunikasi yang menjual menaranya. Akan menjadi lebih mudah bagi perusahaan yang mau ekspansi dengan membeli perusahaan secara utuh, dengan begitu aset menara dari perusahaan yang akuisisi secara otomatis akan dimiliki.

Namun Adam enggan menanggapi isu yang beredar. Menurutnya kabar tersebut baru sebatas rumor yang tidak perlu untuk dikonfirmasi.

"Itu rumor ya. Bisa cek langsung sama Solusi Tunas Pratama mengenai hal ini," tuturnya

NEXT: Cek Kabar Antam di Skandal Impor Emas dan Emiten Lainnya

5. OJK: 80 Pipeline Penawaran Umum di Pasar Modal Tembus Rp 79 T

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat minat perusahaan melakukan penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal tetap tinggi. Penawaran umum yang dimaksud termasuk penawaran umum perdana (initial publik offering/IPO), rights issue, hingga penawaran umum surat utang.

Hal ini terlihat dari pipeline OJK, sampai dengan 8 Juni 2021, ada sebanyak 80 penawaran umum yang akan dilakukan perusahaan dengan nilai emisi sebesar Rp 78,72 triliun.

"Di pipeline, ada 80 penawaran umum dengan nilai Rp 78,72 triliun. Ini potensi besar untuk mendukung pemulihan ekonomi," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Selasa (14/6/2021) dalam pemaparannya di Komisi XI DPR.

6. Antam Disebut-sebut Dalam Skandal Impor Emas Rp47 Triliun

Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan mengungkapkan dugaan praktik penggelapan terkait importasi emas yang melibatkan Kantor Pelayanan Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Hal itu mencuat dalam rapat kerja antara Komisi III DPR RI dan Kejaksaan Agung di ruang rapat Komisi III DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/6/2021). Dalam kesempatan itu, Arteria juga meminta agar jajaran direksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diperiksa.

"Ini ada masalah penggelapan. Ini ada masalah orang maling terang-terangan, pak. Saya ingin sampaikan coba diperiksa kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta. Namanya inisialnya FM. Apa yang dilakukan pak? Ini terkait impor emas senilai Rp 47,1 triliun. Ulangi pak, Rp 47,1 triliun. Kita nggak usah ngurusin pajak rakyat pak," ujarnya.

7. Dari Rugi, Induk Pengembang Meikarta Laba Rp 256 M di Q1-2021

Emiten pengembang properti Grup Lippo, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membukukan perolehan laba bersih senilai Rp 255,84 miliar pada periode kuartal pertama tahun ini.

Perolehan tersebut lebih baik dari rugi bersih senilai Rp 2,11 triliun pada kuartal pertama tahun 2020 lalu.

Perolehan laba bersih tersebut membuat perseroan mencatatkan nilai laba per saham dasar Rp 3,62 per saham dari sebelumnya rugi per saham dasar Rp 29,97.

8. Bayar Utang, Emiten CPO Grup Sinarmas Rilis Obligasi Rp 1,5 T

Emiten perkebunan Grup Sinarmas, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Tahun 2021 Sinar Mas Agro Resources and Technology Tahap I Tahun 2021 sebesar Rp 1,5 triliun.

Obligasi tersebut dibagi menjadi tiga seri. Seri A nilai emisinya sebesar Rp 600 miliar dengan tenor 370 hari kalender dengan tingkat bunga 6,75% dan akan jatuh tempo pada 20 Juni 2022.

Seri B, nilai emisi yang ditawarkan sebesar Rp 600 miliar dengan tingkat bunga 8,75% per tahun dan tenor selama 3 tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo 10 Juni 2024.

9. Alert! Terbang 11.000%, Saham DCII Anthoni Salim Digembok BEI

Bursa Efek Indonesia (BE) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham emiten data center PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) dalam rangka cooling down sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut.

"Dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham DCII pada perdagangan tanggal 15 Juni 2021," tulis pengumuman BEI, Selasa pagi (15/6).

Penghentian sementara perdagangan saham DCII tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham DCII.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular