
Cek 9 Kabar Hot Sebelum Trading, Aksi BRI-Skandal Impor Emas!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro akhirnya sampai pada tahap akhir, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan menjadi induk usaha BUMN ini. Sejalan dengan itu BRI mengumumkan rencananya untuk melakukan penambahan modal.
Tak hanya itu, sederet peristiwa juga terjadi pada emiten, mulai dari gembok saham hingga aksi korporasi lainnya.
CNBC Indonesia telah merangkum sembilan peristiwa emiten untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Rabu (16/6/2021) dibuka.
1. BRI Mau Rights Issue, Bakal Jadi Pengendali Pegadaian & PNM
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan melaksanakan rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dan rencana penyetoran saham dalam bentuk selain uang (Inbreng) oleh Negara Republik Indonesia selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) perseroan.
Dengan dua aksi korporasi ini, maka BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro.
Selanjutnya, BBRI bersama-sama dengan Pegadaian dan PNM akan mengembangkan bisnis melalui pemberian jasa keuangan di segmen ultra mikro sehingga akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.
2. Bidik Laju Kredit 10-12%, Bos Bank Mandiri Fokus 3 Jurus Ini!
Emiten perbankan BUMN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), memproyeksikan pertumbuhan kredit pada tahun ini bisa tumbuh di rentang 10-12% sejalan dengan mulai pulihnya ekonomi domestik.
Sepanjang tahun 2020, bank bersandi saham BMRI ini tercatat masih mencatatkan kontraksi penyaluran kredit sebesar -1,61% dengan margin bunga bersih (NIM, net interest margin) 4,65% dan cost of credit sebesar 2,35%.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi optimistis, penyaluran kredit tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
3. Dilepas Otto Sugiri, EDGE Ada Pengendali Baru & Tender Offer
Manajemen PT Indointernet Tbk (EDGE) menyebutkan telah terjadi perubahan pengendali perusahaan ke Digital Edge (Hong Kong) Ltd (DE), setelah perusahaan tersebut menguasai kepemilikan sebesar 59,1% dari total saham yang ditempatkan dan disetor perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) peningkatan kepemilikan ini dilakukan pada 11 Juni 2021 dengan transaksi sebanyak 189.903.500 saham atau sebanyak 47% di harga Rp 10.495/saham.
"Tidak ada hubungan afiliasi antara DE sebagai pengendali baru dengan Otto Toto Sugiri sebagai pengendali lama Perseroan," tulis manajemen, Selasa (15/6/2021).
4. Dapat Moratorium di Singapura, Berapa Utang Pan Brothers?
Emiten tekstil dan garmen, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) baru mendapatkan moratorium kewajiban terhadap kreditornya dari Pengadilan Tinggi Singapura pada 4 Juni 2021. Perseroan pun akhirnya memberikan penjelasan terkait dengan pertanyaan yang timbul akibat moratorium tersebut.
Moratorium yang diperoleh dari Pengadilan Tinggi Singapura tersebut diberi batas waktu hingga 1 Juli mendatang. Penundaan pembayaran kewajiban tersebut dalam rangka melindungi perusahaan selama proses restrukturisasi utang.
Dalam surat yang ditujukan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) perihal tanggapan atas permintaan penjelasan bursa, manajemen PBRX mengatakan bahwa pengajuan permohonan moratorium di Pengadilan Tinggi Singapura dilakukan untuk melindungi perseroan dan anak usaha perseroan dari kemungkinan adanya tuntutan lain sehingga perseroan bisa fokus dalam menyelesaikan proses rekonstruksi utang di dalam negeri.
5. Emiten Menara Grup Djarum 'Berburu' Akuisisi
Beredar kabar bahwa perusahaan menara telekomunikasi milik Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tengah mengincar perusahaan sejenis untuk diakuisisi. Perusahaan yang menjadi targetnya adalah PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari mengatakan perusahaan memang saat ini tengah berupaya melakukan ekspansi. Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah anorganik atau dengan mengakuisisi perusahaan lain.
"Ekspansi perusahaan bisa bermacam-macam cara. Termasuk organik dan anorganik ya," ucapnya.
Jika dilihat dari industri, belakangan ini banyak perusahaan di sektor telekomunikasi yang menjual menaranya. Akan menjadi lebih mudah bagi perusahaan yang mau ekspansi dengan membeli perusahaan secara utuh, dengan begitu aset menara dari perusahaan yang akuisisi secara otomatis akan dimiliki.
Namun Adam enggan menanggapi isu yang beredar. Menurutnya kabar tersebut baru sebatas rumor yang tidak perlu untuk dikonfirmasi.
"Itu rumor ya. Bisa cek langsung sama Solusi Tunas Pratama mengenai hal ini," tuturnya
NEXT: Cek Kabar Antam di Skandal Impor Emas dan Emiten Lainnya
