Sang "Penyihir Pasar" Akan Borong Bitcoin & Emas, Mau Ikut?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 June 2021 17:40
Ilustrasi Bitcoin (Photo by André François McKenzie on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Bitcoin (Photo by André François McKenzie on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhatian pelaku pasar global di pekan ini terfokus pada pengumuman rapat kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Maklum saja, isu tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) akan terjawab pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pasar saat ini masih bingung, apakah The Fed akan melakukan tapering dalam waktu dekat karena inflasi sudah melesat di AS, atau masih mempertahankan sikapnya yang menganggap tapering masih terlalu dini.

Tapering bisa menimbulkan gejolak di pasar finansial global yang disebut taper tantrum. Oleh karena itu pelaku pasar akan berhati-hati jelang pengumuman The Fed.

Salah satu investor papan atas, Paul Tudor Jones, memberikan pandangannya apa yang akan dilakukan merespon pengumuman The Fed. Jones merupakan salah satu investor yang masuk dalam buku Market Wizard atau "Penyihir Pasar" karangan Jack Schwager.

The Fed sebelumnya menyatakan tingginya inflasi hanya bersifat sementara, bagi sang "penyihir pasar" hal tersebut tidak masuk akal.

"Inflasi yang dikatakan sementara tidak seperti yang saya lihat. Saya khawatir dengan inflasi dikatakan sementara saat supply sedang rendah dan demand yang tinggi," kata Jones sebagaimana dilansir Kitco Senin, (14/6/2021).

Menurut pendiri Tudor Investment ini, jika The Fed sekali lagi mengabaikan tingginya inflasi di AS, maka ia akan memborong komoditas, mata uang kripto serta emas.

"Jika The Fed mengatakan 'kami berada di jalur yang tepat, semua baik-baik saja', maka saya akan all in untuk aset-aset yang ditopang inflasi. Saya mungkin akan membeli komoditas, mata uang kripto, dan emas," tambah Jones.

Namun, Jones juga memperingatkan akan terjadinya taper tantrum jika The Fed tidak lagi mengatakan inflasi yang tinggi bersifat sementara.

"Jika mereka mengatakan 'kami sudah memiliki data, kami sudah mencapai tujuan, atau kami berada di jalur yang sangat cepat untuk mencapai target full employment, maka kalian akan menghadapi taper tantrum. Kalian akan melihat aksi jual di aset fixed income, begitu juga pasar saham yang akan mengalami koreksi," kata Jones.

Jones juga mengkonfirmasi pandangan positifnya terhadap bitcoin. Sebelum Elon Musk membuat harga bitcoin meroket dan nyungsep di tahun ini, Paul Tudor Jones merupakan salah satu investor yang membuat harga bitcoin melesat pada tahun lalu.

Dalam acara "Squak Box" CNBC International pada bulan Mei 2020 lalu, Jones mengatakan bitcoin merupakan "spekulasi yang sangat bagus", dan ada sekitar 2% bitcoin dalam portofolio investasinya.

"Lebih dari 1% aset saya saat ini adalah bitcon, mungkin hampir 2%, dan itu terlihat sebagai angka yang tepat untuk saat ini," kata Jones sebagaimana dilansir CNBC International. Harga bitcoin saat itu masih di bawah US$ 10.000/BTC akhirnya terus menanjak.

Sementara untuk saat ini, jika The Fed mengabaikan inflasi tinggi, maka jumlah bitcoin yang dimiliki akan dinaikkan menjadi 5%. 

"Satu hal yang saya tahu pasti, saya ingin 5% (dari total aset) dalam bentuk emas, 5% bitcoin, 5% uang tunai, dan 5% komoditas. Sementara 80% sisanya saya tidak tahu belum tahu akan menginvestasikan kemana, sampai saya tahu dengan jelas apa yang akan dilakukan The Fed," tegas sang penyihir. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usai Babak Belur, Harga Emas Dunia Akhirnya Balik ke US$1.800

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular