
Awas! Harga Kripto Rawan 'Bubble', Ini Saran buat Para Trader

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan investasi Richard Bernstein Advisors LLC. memberikan sebuah peringatan terhadap pergerakan mata uang kripto seperti bitcoin dan jenis kripto lainnya di pasar global.
CEO dan CIO Richard Bernstein Advisors yakni Richard Bernstein yang juga pemilik perusahaan, bahkan memperkirakan akan terjadi gelembung alias bubble pada Bitcoin dan demam kripto ini mendorong investor justru menjauh dari komoditas lain yang sebetulnya tengah meraih keuntungan terbesar, terutama minyak.
"Ini [kripto] sangat liar," kata Richard Bernstein dalam program "Trading Nation" CNBC International, dikutip Selasa (14/6/2021).
![]() Richard Bernstein dalam program "Trading Nation" CNBC International |
"Bitcoin telah berada di pasar bearish [tren turun], dan semua orang menyukai asetnya. Dan, minyak [harga minyak] masuk tren bullih [tren naik], dan pada dasarnya, Anda tidak pernah mendengar apa pun tentangnya. Orang-orang tidak peduli [soal harga minyak yang naik."
Bernstein menyebut minyak sebagai komoditas energi yang tengah melesat dan diabaikan oleh investor.
"Kami memiliki prediksi bullish terutama di komoditas, dan semua orang mengatakan bahwa itu tidak masalah," katanya.
Harga minyak mentah WTI (west texas intermediate) diperdagangkan di sekitar level tertinggi sejak Oktober 2018. Pada perdagangan Senin, harga minyak acuan AS ini di level US$ 70,88/barel dan naik 96% selama setahun terakhir.
Sementara itu, harga bitcoin cuma naik sekitar 13% selama seminggu terakhir, tetapi masih turun 35% selama 2 bulan terakhir.
Meskipun bitcoin mengalami kenaikan harga secara "meteoric" di tahun lalu, Bernstein menilai kenaikan ke level tersebut tidak akan berkelanjutan. Ia percaya gelombang kenaikan harga bitcoin dan cryptocurrency lainnya telah menjadi parabola yang berbahaya.
"Gelembung berbeda dari spekulasi karena gelembung menyebar ke masyarakat. Mereka menyebar ke luar di pasar keuangan," ucapnya.
"Tentu saja dengan cryptocurrency sekarang, dan kemungkinan besar dengan sebagian besar saham teknologi, Anda mulai melihat itu terjadi di mana orang membicarakannya."
Dengan proyeksi adanya bubble ini (yang berpotensi 'meledak'), dia menyarankan para investor untuk lebih berfokus pada sektor energi.
Hal ini karena sektor energi tersebut akan menjadi sektor yang sangat berkembang karena mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Dalam enam bulan atau 12 bulan atau 18 bulan, ada pertumbuhan investor yang akan membeli [komoditas] energi dan bahan serta industri karena di situlah pertumbuhan akan terjadi," kata Bernstein.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunggu Sentimen, Ini Pergerakan Harga Bitcoin cs Hari Ini