PDB Diramal Tumbuh 6,5%, Dolar Singapura Ngegas ke Rp 10.740

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 June 2021 14:13
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura sempat mengetatkan kembali pembatasan sosialnya pada pertengahan bulan lalu yang dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi. Nyatanya, produk domestik bruto (PDB) Negeri Merlion diproyeksikan lebih tinggi lagi, alhasil mata uangnya terus menguat melawan rupiah.

Pada Selasa (15/6/2021) pukul 13:10 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.739,06, dolar Singapura menguat 0,33% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Jika bertahan hingga akhir perdagangan nanti, kenaikan tersebut akan menjadi yang tertinggi sejak 20 Mei lalu.

Survei yang dilakukan Bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) terhadap para ekonom menunjukkan proyeksi PDB tumbuh 6,5% di tahun ini. Proyeksi tersebut jauh lebih tinggi ketimbang survei bulan Maret sebesar 5,8%.

Meski para ekonom yang disurvei tersebut menaikkan proyeksinya, tetapi pendapat tersebut bukan merupakan proyeksi MAS.

Proyeksi kenaikan PDB tersebut ditopang ekspor non-minyak yang diprediksi tumbuh 7,5% lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya 6,9%.

Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura adalah 104,91%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.

Seperti disebutkan sebelumnya, Singapura pada pertengahan bulan lalu kembali mengetatkan pembatasan sosial. Tetapi kemarin, sudah dilonggarkan kembali karena tekanan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mulai mereda.

Hari ini, Senin (14/6/2021), pemerintah Singapura sudah mengizinkan kumpul-kumpul di luar ruangan dengan maksimal lima orang. Lebih banyak dibandingkan aturan sebelumnya yaitu paling banyak dua orang.

Selain itu, warga Singapura juga sudah boleh makan-minum di restoran, Pusat kebugaran juga sudah boleh kembali beroperasi. Namun karyawan masih disarakan untuk bekerja dari rumah (work from home).

"Kita harus belajar untuk hidup berdampingan dengan virus ini dan kemudian sebisa mungkin menekan penyebaran dan meminimalkan terjadinya klaster-klaster penyebaran baru," kata Lawrence Wong, Menteri Keuangan Singapura, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular