
Bayar Utang, Emiten CPO Grup Sinarmas Rilis Obligasi Rp 1,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perkebunan Grup Sinarmas, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Tahun 2021 Sinar Mas Agro Resources and Technology Tahap I Tahun 2021 sebesar Rp 1,5 triliun.
Obligasi tersebut dibagi menjadi tiga seri. Seri A nilai emisinya sebesar Rp 600 miliar dengan tenor 370 hari kalender dengan tingkat bunga 6,75% dan akan jatuh tempo pada 20 Juni 2022.
Seri B, nilai emisi yang ditawarkan sebesar Rp 600 miliar dengan tingkat bunga 8,75% per tahun dan tenor selama 3 tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo 10 Juni 2024.
Kemudian, Seri C, nilai emisinya sebesar Rp 300 miliar dengan tingkat bunga 9,25% per tahun dengan tenor selama lima tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo 10 Juni 2026.
"Obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan Perseroan," tulis manajemen SMAR, dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (15/6/2021).
Obligasi ini sudah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 11 Juni 2021 dengan wali amanat PT Bank Mega Tbk (MEGA) dan telah mendapatkan peringkat idA+ (Single A Plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Nantinya, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana obligasi yang diperoleh akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang pokok bank jangka pendek dan sebagian pokok utang bank jangka panjang perusahaan yang merupakan angsuran pokok pada saat jatuh tempo.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk membayar sebagian pokok utang obligasi pada saat jatuh tempo.
Pefindo juga memberikan peringkat "idA+" untuk SMAR dan Obligasi Berkelanjutan II. Prospek untuk peringkat Perusahaan adalah stabil.
Pefindo menjelaskan, obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.
Sedangkan, Tanda Tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan.
"Peringkat mencerminkan bisnis model Perusahaan yang terintegrasi dengan profil perkebunan yang baik, segmen bisnis dan area yang terdiversifikasi dengan baik, dan permintaan domestik yang kuat untuk minyak kelapa sawit," tulis Pefindo.
Hanya saja, peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif dengan kebutuhan modal kerja yang tinggi, ketergantungan terhadap pasokan bahan baku dari pihak eksternal, dan eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas global dan cuaca yang tidak menguntungkan.
Peringkat tersebut dapat diturunkan jika perusahaan menarik utang yang lebih tinggi tanpa dikompensasi dengan peningkatan profil bisnis.
Dari pasar modal, saham SMAR pada pukul 10.52 WIB, Selasa ini, minus 0,65% di posisi Rp 4.570/saham dengan nilai transaksi Rp 35 juta. Sebulan terakhir saham SMAR minus 3% dengan kapitalisasi pasar Rp 13 triliun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Q3 Meroket, SMAR Sinarmas Bagi Dividen Interim Rp 531 M
