
Kasus Corona RI Makin Nambah, Rupiah Ikut Melemah

Akan tetapi, ada sentimen domestik lain yang membuat investor menjaga jarak yaitu perkembangan pandemi virus corona. Saat di negara-negara mulai reda, penyebaran virus corona di Indonesia justru sedang mengganas.
Kementerian Kesehatan melaporkan total pasien corona di Indonesia per 14 Juni 2021 berjumlah 1.919.547 orang. Bertambah 8.189 orang dibandingkan hari sebelumnya.
Dalam dua pekan terakhir, pasien positif bertambah rata-rata 6.989 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 5.547 orang per hari.
Secara persentase, rata-rata laju pertumbuhan kasus harian dalam dua pekan terakhir adalah 0,37% per hari. Lebih cepat ketimbang rata-rata 14 hari sebelumnya yakni 0,31% per hari.
Mari kita tengok para tetangga. Singapura, yang sempat mengalami lonjakan kasus positif sampai terpaksa mengetatkan pembatasan sosial, kini terlihat mulai berhasil mengendalikan pandemi.
Selama 14 hari terakhir, laju penambahan pasien positif corona di Negeri Singa adalah 0,03% per hari. Melambat dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 0,05% saban harinya.
Di Malaysia, situasi mulai membaik meski masih lumayan rawan. Dalam 14 hari terakhir, laju pertumbuhan kasus baru di Negeri Harimau Malaya adalah 1,08% per hari. Masih cukup tinggi tetapi membaik ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 1,33%.
Dinamika ini membuat pemerintah kembali mengetatkan pembatasan sosial walau tidak ketat-ketat amat. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) MIkro kembali diperpanjang hingga 28 Juni 2021. Karyawan yang masuk ke kantor diharapkan hanya 25%, sisanya bekerja dari rumah (work from home/WfH)) untuk daerah zona merah. Untuk daerah zona kuning dan hijau, karyawan yang WfH tetap 50%.
Kemudian rumah ibadah didaerah zona merah ditutup untuk sementara sementara dua minggu. Restoran dan pusat perbelanjaan boleh tetap buka dengan pembatasan kapasitas maksimal 50% dan harus tutup pukul 21:00.
Apabila pandemi memburuk, maka bukan tidak mungkin pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lebih memperketat pembatasan sosial. Ketika ini betul-betul terjadi, maka bersiaplah ekonomi Ibu Pertiwi akan kembali 'mati suri' seperti tahun lalu.
Sentimen ini terbukti membuat investor cemas dan menjaga jarak dari pasar keuangan Indonesia. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,25% dan rupiah melemah 0,08% di hadapan dolar AS.
"Sepertinya yang terburuk malah belum selesai. Lonjakan kasus selepas Idul Fitri membuat pembukaan aktivitas masyarakat yang lebih luas menjadi tertunda. Ini akan membuat kebangkitan ekonomi Indonesia sedikit tertahan," sebut riset Societe Generale.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)