
Sepekan Anjlok 1%, Dolar Australia Kini di Bawah Rp11.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (14/6/2024), setelah ambrol lebih 1% sepanjang pekan lalu. Meski menguat, dolar Australia masih di bawah Rp 11.000/AU$.
Pada pukul 13:10 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.958,46, dolar Australia menguat 0,23% di pasar spot. Sementara sepanjang pekan lalu merosot 1,1%, bahkan sempat menyentuh level Rp 10.904,9/AU$, level tersebut merupakan yang terendah di 25 Maret.
Ambrolnya dolar Australia pada pekan lalu disebabkan rupiah sedang bertenaga berkat rilis serangkaian data ekonomi yang menunjukkan peluang besar lepas dari resesi di kuartal ini.
Sektor manufaktur kembali menunjukkan kenaikan di bulan Mei naik ke 55,3 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.
Terus meningkatnya ekspansi sektor manufaktur tentunya menjadi kabar bagus bagi Indonesia, dan memperkuat optimisme akan lepas dari resesi di kuartal II-2021. Sektor manufaktur sendiri berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Selain itu, inflasi juga menunjukkan kenaikan di bulan Mei juga naik 0,32% pada Mei 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Sementara dibandingkan Mei 2020 (year-on-year/YoY), laju inflasi tercatat 1,68%.
Inflasi inti dilaporkan tumbuh 1,37% YoY, sama persis dengan konsensus. Kenaikan inflasi tersebut bisa menjadi indikasi daya beli masyarakat yang membaik.
Data lain menunjukkan konsumen semakin percaya diri melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan. Ini terlihat dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK periode Mei 2021 sebesar 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5.
Konsumen yang semakin pede, menjadi indikasi peningkatan konsumsi, yang semakin menguatkan ekspektasi Indonesia lepas dari resesi di kuartal ini. Apalagi BI juga melaporkan penjualan ritel akhirnya mengalami pertumbuhan untuk pertama kalinya setelah mengalami kontraksi selama 16 bulan beruntun.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 berada di 220,4. Naik 17,3% MtM dan 15,6% YoY.
April merupakan awal kuartal II-2021, sehingga ekspektasi Indonesia lepas dari resesi semakin kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
