
Belum Kuat, Sesi 2 IHSG Masih Tertahan di Level 6.100

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Senin (14/6/2021) dengan beristirahat di zona positif, dan sukses bertengger kembali di level psikologis 6.100.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.101,143 atau bertambah 5,65 poin (+0,09%). Aksi tembus level psikologis 6.100 itu sudah terjadi bahkan pada pembukaan pagi yang bertambah 0,25% ke level 6.110,79 pada menit-menit pembukaan.
Indeks acuan bursa saham nasional tersebut menyentuh level tertinggi perdagangan hari ini di level 6.124,872 yang disentuh 20 menit setelah pembukaan.
Namun, nilai transaksi bursa masih tipis, hanya Rp 5,3 triliun yang melibatkan 14 miliaran saham yang berpindah tangan 700.000-an kali. Sebanyak 209 saham naik, 265 melemah dan 165 sisanya stagnan. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 130,9 miliar di pasar reguler.
Secara umum, sentimen pasar masih variatif menanti rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) bank sentral AS. Di tengah kondisi demikian, pertemuan G-7 menyepakati tiga hal, yang pada intinya adalah mengatasi manuver China di kancah global.
Pertama, mereka menyepakati dana untuk membagikan 1,1 miliar vaksin bagi negara miskin dan berkembang, berkebalikan dari kebijakan mereka sebelumnya yang cenderung proteksionistis dengan mendesak produsen vaksin mengutamakan pasokan bagi negara Eropa dan AS.
Selain itu, mereka juga sepakat menghadang China terkait dengan "praktik ekonomi non-pasar" mereka, dan "pelanggaran" Hak Azasi Manusia (HAM) terhadap aktivis pro-demokrasi di Hongkong dan kalangan minoritas Uyghur, Xinjiang.Terakhir, mereka memberlakukan pajak minimal 15% bagi perusahaan lintas negara (multinational corporation/MNC).
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.150. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.075.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 62 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham