Saling Salip, ASII Tinggalkan UNVR & Saat TPIA Tekuk HMSP

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
14 June 2021 12:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Pekan lalu, ada tiga rilis data ekonomi penting di dalam negeri, yakni cadangan devisa bulan Mei, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei dan penjualan ritel April.

Untuk cadangan devisa (cadev) bulan Mei mengalami penurunan dan tidak sesuai dengan perkiraan konsensus. Sementara IKK dan penjualan ritel terpantau naik.

Cadangan devisa Indonesia tercatat mengalami penurunan sebesar US$ 2,4 miliar dari level tertingginya sepanjang masa ke US$ 136,4 miliar. Bank Indonesia (BI) menyebut penurunan cadangan devisa diakibatkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Beralih ke IKK, konsumen mulai optimis dalam memandang perekonomian domestik. Angka IKK naik 2,9 poin menjadi 104,4 dan menjadi pembacaan tertinggi sejak Maret tahun lalu.

Peningkatan sentimen konsumen juga didukung dengan data penjualan ritel yang meningkat. Setelah 16 bulan tiarap, penjualan ritel Indonesia mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 15,6% pada April setelah terkontraksi 14,6% di bulan Maret.

Data-data tersebut semakin mengukuhkan bahwa perekonomian Indonesia berada dalam jalur pemulihannya. Tak berlebihan pula jika pada kuartal kedua Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diramal tumbuh positif. Ini menjadi katalis positif untuk aset-aset berisiko seperti saham.

Namun investor kini juga terus mencermati dua faktor yang menjadi ancaman bagi pasar keuangan domestik.

Pertama adalah kenaikan kasus virus corona (Covid-19). Kasus infeksi harian terus naik sejak minggu ketiga bulan lalu. Beberapa hari terakhir kasus baru yang dilaporkan mencapai angka 8.000 per hari.

Peningkatan kasus Covid-19 menjadi ancaman bagi pemulihan ekonomi Indonesia yang belakangan ini sedang bersemi.

Faktor kedua yang juga patut dicermati adalah sentimen terkait pengurangan stimulus oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang dikenal dengan sebutan tapering. Adanya tapering berpotensi membuat capital outflow terjadi dari negara emerging market. Akibatnya pasar keuangan bisa goyang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular