
Sahamnya ARB-Digembok Bursa, Ini Bocoran Rencana Bisnis MLPT

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham emiten teknologi Grup Lippo PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), anak usaha PT Multipolar Tbk (MLPL) sejak sesi pertama perdagangan awal pekan ini, Senin (14/5/2021).
Suspensi atas saham MLPT ini lantaran peningkatan harga yang signifikan dan memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham Multipolar Technology.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen MLPT, perseroan memang sedang menjajaki rencana potensi kemitraan melalui anak usahanya, PT Graha Teknologi Nusantara di bisnis data center.
"Saat ini perseroan sedang menjajaki potensi kemitraan untuk anak usaha Perseroan yang bergerak dalam bidang data center, yakni PT Graha Teknologi Nusantara lnformasi lebih lanjut akan diberikan oleh Perseroan setelah ada perkembangan yang materiil," kata Corporate Secretary Multipolar Techonology, Wahyudi Chandra, dikutip Senin (14/6/2021).
Seperti diketahui, pada perdagangan Jumat kemarin (11/6), harga saham MLPT sempat menyentuh batas auto rejection bawah (ARB). Melorotnya saham MLPT terjadi setelah BEI menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham tersebut yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity).
Jumat lalu, harga saham MLPT anjlok 6,74% ke Rp 3.460/saham, setelah sempat melonjak 21,56% menyentuh harga Rp 4.510/saham pada awal-awal pembukaan pasar.
Pelemahan ini membuat reli penguatan selama 9 hari beruntun akhirnya terhenti. Kendati menyentuh ARB, dalam sepekan saham MLPT masih 'terbang' 102,34%, sementara dalam sebulan melonjak 80,21%.
Sebelumnya, berdasarkan keterangan tertulis BEI pada Kamis (10/6), otoritas bursa sedang 'menyalakan radar pengawasan' seiring lonjakan harga MLPT yang signifikan akhir-akhir ini.
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal," jelas pihak bursa, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (11/6).
Menurut catatan BEI, informasi terakhir mengenai MLPT adalah informasi tanggal 7 Juni 2021 yang dipublikasikan melalui website bursa terkait laporan bulanan registrasi pemegang efek.
"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham MLPT tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tambah bursa.
Penguatan saham MLPT, bersamaan dengan saham yang terhimpun dalam indeks IDX Sector Technology lainnya, akhir-akhir ini tersengat dua sentimen positif.
Pertama, terkait siap melantainya raksasa teknologi Indonesia seperti Bukalapak, Tiket.com, serta GoTo grup yang baru saja merampungkan peleburan antara startup Gojek dan Tokopedia.
Kedua, soal kabar bos Grup Indofood Anthoni Salim yang baru-baru ini menambah kepemilikan di saham emiten data center PT DCI Indonesia Tbk (DCII).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap! 'Gembok' Saham MLPT Pagi Ini Dibuka
