Asing Borong Rp 2 T, Saham EDGE Moncer & Indeks Tekno Melesat

Putra, CNBC Indonesia

14 June 2021 09:47

Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks sektoral terbaru di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni sektor Teknologi kembali melesat pada perdagangan hari ini setelah investor asing kembali ke salah satu saham Otto Sugiri PT Indointernet Tbk (EDGE).

Transaksi ini melesatkan dua saham teknologi berkapitalisasi pasar terbesar di indeks ini yakni EDGE dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dengan kapitalisasi pasar masing-masing Rp 116 triliun dan Rp 10 triliun sehingga dengan terbangnya kedua emiten ini maka indeks sektoral mudah terkerek naik. Tercatat indeks sektoral Teknologi hari ini kembali melesat kencang 13,05%.

Simak gerak saham teknologi pada perdagangan hari ini.

Tercatat pada perdagangan hari ini terdapat 3 saham dengan kenaikan double digit dimana kenaikan dipimpin duo saham Otto Sugiri yakni EDGE yang melesat ke level ARA (kenaikan tertinggi 20% dalam sehari) ke level harga Rp 25,200/unit atau kenaikan tepat 20% dalam sehari, sedangkan DCII yakni saham teknologi dengan kapitalisasi pasar tebesar melesat 18,06%.

Baca:

Heboh Transaksi Jumbo Emiten Otto Sugiri, Asing Serok Rp 2 T

Selanjutnya di posisi ketiga dan keempat terdapat saham PT Indostreling Technomedia Tbk (TECH) dan PT Hensel Daverst Indonesia Tbk (HDIT) yang masing-masing melesat 16,36% dan 4,26%.

Sedangkan koreksi dibukukan oleh PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan induk usahanya PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) yang ambruk 1,22% dan 3,99%.

Sebelumnya, muncul transaksi nego jumbo di saham EDGE yang dilakukan oleh investor asing dengan nominal yang tidak main-main.

Tercatat investor asing menggunakan broker PT BCA Sekuritas (SQ) melakukan pembelian sebanyak 1,89 juta lot EDGE di harga Rp 10.495/unit dari investor lokal yang menggunakan sekuritas yang sama sehingga transaksi ini merupakan transaksicrossingalias tutup sendiri. Tercatat investor asing menggelontorkan dana sebesar Rp 1,99 triliun untuk menebus transaksi ini.