Kena Profit Taking, Saham Batu Bara Diobral & Babak Belur

Market - Aldo Fernando, CNBC Indonesia
14 June 2021 09:41
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham batu bara langsung melorot ke zona merah pada perdagangan pagi ini, Senin (14/6/2021). Pelemahan ini terjadi lantaran para pelaku pasar melakukan aksi ambil untung setelah menjelang akhir pekan lalu saham-saham batu hitam melonjak tinggi, karena harga komoditasnya rekor tertinggi satu dasawarsa terakhir.

Berikut gerak saham batu bara, pukul 09.13 WIB.

  1. Atlas Resources (ARII), saham -6,56%, ke Rp 342, transaksi Rp 729 juta

  2. Alfa Energi Investama (FIRE), saham -4,13%, ke Rp 580, transaksi Rp 9 M

  3. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), saham -3,41%, ke Rp 85, transaksi Rp 344 juta

  4. Samindo Resources (MYOH), saham -3,40%, ke Rp 1.420, transaksi Rp 7 juta

  5. Perdana Karya Perkasa (PKPK), saham -1,33%, ke Rp 74, transaksi Rp 467 juta

  6. Indo Tambangraya Megah (ITMG), saham -1,01%, ke Rp 14.750, transaksi Rp 4 M

  7. United Tractors (UNTR), saham -0,87%, ke Rp 22.775, transaksi Rp 3 M

  8. Resource Alam Indonesia (KKGI), saham -0,79%, ke Rp 250, transaksi Rp 20 juta

  9. Indika Energy (INDY) saham -0,70%, ke Rp 1.410, transaksi Rp 3 M

  10. Golden Energy Mines (GEMS), saham -0,51%, ke Rp 3.920, transaksi Rp 5 juta

  11. Harum Energy (HRUM), saham -0,46%, ke Rp 5.400, transaksi Rp 5 M

  12. Bumi Resources (BUMI), saham 0,00%, ke Rp 63, transaksi Rp 4 M

  13. Bukit Asam (PTBA), +0,44%, ke Rp 2.300, transaksi Rp 7 M

  14. Delta Dunia Makmur (DOID), +0,53%, ke Rp 376, transaksi Rp 6 M

  15. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +0,69%, ke Rp 2.930, transaksi Rp 41 juta

  16. Bayan Resources (BYAN), +1,08%, ke Rp 14.000, transaksi Rp 2 juta

  17. Golden Eagle Energy (SMMT), +13,16%, ke Rp 129, transaksi Rp 310 juta

Dari 17 saham di atas, 11 saham tercatat ambles, 1 saham stagnan dan 5 saham melaju di zona hijau.

Saham ARII menjadi yang paling melorot dengan menyentuh auto rejection bawah (ARB) 6,56% di harga Rp 342/saham. Ini merupakan pembalikan arah setelah pada Jumat (11/6) pekan lalu saham ini melonjak menembus auto rejection atas 24,49% ke Rp 366/saham. Kendati ambles pagi ini, selama sepekan saham ARII masih naik 6,88%.

Setali tiga uang, setelah sempat menyentuh ARA 24,49% pada Jumat minggu lalu, saham FIRE kehilangan 'nyala api'-nya pagi ini, dengan ambles 4,13%. Dalam sepekan saham ini masih melejit 14,37%.

Adapun saham emiten Grup Northstar, DOID, masih melanjutkan penguatan dengan naik 0,53% ke Rp 376/saham. Pada Jumat lalu saham ini melesat 5,65%.

Sementara, saham SMMT masih melaju kencang 13,16%, melanjutkan penguatan sejak 2 hari sebelumnya. Dalam seminggu saham ini terkerek 16,96%.

Melonjaknya saham-saham batu bara pada akhir pekan lalu tersengat sentimen kenaikan tertinggi harga batu bara.

Sepanjang pekan lalu, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) melonjak 11,16% secara point-to-point. Harga si batu hitam kini sudah melampaui US$ 120/ton, tepatnya US$ 124/ton, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak 2011.

Dengan kenaikan harga tersebut kini batu bara acuan global itu sudah mendekati level tertingginya dalam satu dekade terakhir. Sebelumnya harga tertinggi batu bara di tahun 2021 adalah US$ 118,9/ton pada 28 Mei lalu. Sementara harga terendahnya di sepanjang tahun adalah di US$ 75,7/ton pada 6 Januari 2021.

Rata-rata harga bulanan si batu hitam terus mengalami kenaikan. Rata-rata harga batu bara Newcastle bulan Januari 2021 sebesar US$ 86,13/ton. Rata-rata harga naik menjadi US$ 103,15/ton di bulan Mei. Ada kenaikan sebesar hampir 20% pada periode tersebut.

Harga batu bara termal di seluruh Asia telah melonjak ke level tertinggi hampir satu dekade terakhir di tengah permintaan yang kuat dan beberapa kendala pasokan.

Peningkatan permintaan menjadi penyebab kenaikan harga komoditas ini, terutama di China. Pada Mei 2021, impor batu bara China tercatat 21,73 juta ton. Sepanjang 2021, China mendatangkan batu bara sebanyak 111,17 juta ton.

Indonesia mendapat durian runtuh karena China masih 'berselisih paham' dengan Australia. Seperti diketahui, relasi Beijing-Canberra memburuk sejak tahun lalu, setelah Australia ikut mendesak investigasi terhadap China terkait asal-muasal pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Hubungan yang kurang harmonis ini membuat China ogah membeli produk Australia, termasuk batu bara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Laba Anjlok 27%, Investor Obral Saham Adaro & Nyaris Drop 1%


(adf/adf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading